Jerman (lebih) Diunggulkan

Germany-vs-ArgentinaBenua Eropa dan Amerika Latin harus berbagi untuk memperebutkan juara, runner-up, juara ketiga dan keempat Piala Dunia 2014. Laga puncak dijalani oleh Jerman dan Argentina. Keduanya akan sama-sama ngotot, karena sama-sama dahaga juara dunia. Jerman terakhir juara dunia tiga windu lalu (1990). Begitu pula Argentina
Banyak tragedi. Termasuk yang dialami timnas Brasil. Seolah-olah timnas debutan awal pada Piala Dunia. Padahal Brasil sudah 20 kali (sejak tahun 1930) mengikuti ajang serupa. Bahkan 5 kali membawa tropi piala dunia (1958, 1962, 1970, 1994, dan 2002). Tetapi pada semi final Rabu dinihari (9 Juli 2014) Brasil dibungkam Jerman dengan skor 7-1. Ini skor paling dramatik pada Piala Dunia 2014. Seluruh mesin gol Jerman seolah-olah berpesta gol.
Gol istimewa dicetak oleh Miroslav Klose. Pemain gaek (36 tahun) ini mencatatkan diri sebagai top skor sepanjang masa (mengalahkan Ronaldo). Dengan penampilan laga pada empat kali Piala Dunia (sejak 2002) Klose sudah mencetak 16 gol, belum termasuk kemungkinan gol-nya yang ke-17 di laga final. Jerman sudah 5 kali masuk semi final Dunia. Sebelumnya, 4 kali masuk semi final, 3 kali berlanjut ke final dan menjadi runner-up. Nampaknya, coach Loew, rindu membawa pulang tropi Piala Dunia lagi.
Prestasi Loew diraih tak mudah. Pada babak awal ditahan imbang timnas Ghana (2-2) dengan total nilai 7. Begitu pula pada fase 16 besar harus melalui tambahan waktu untuk menunundukkan Aljazair. Sampai pada fase ini banyak pengamat meragukan prestasi Loew. Beruntung pada babak perempat final berhasil mengalahkan Perancis. Kebangkitan Jerman tak diduga-duga mencuat pada babak empat besar, yang membuat duka mendalam seluruh supporter Brasil.
Kini, selain Miroslav Klose, mesin gol lainnya juga menjadi ancaman yang menakutkan lawan. Sami Khedira, Andre Schurrle, Mezut Ozil, dan Kroos, selalu siap menciptakan gol dari berbagai arah. Juga dengan berbagai cara, bisa melalui kaki kiri maupun sundulan kepala. Istimewanya, mayoritas skuad Jerman bermain pada laga domestik (Bundesliga). Sehingga relatif lebih mudah mem-padukan gaya permainan khas Jerman.
Pola Loew, masih akan tetap (menyerang tanpa basa-basi) bagai tank panser. Kekuatan skuadnya akan bertumpu pada kecepatan berlari, yang hanya bisa disaingi oleh timnas asal Afrika (Ghana dan Aljazair). Senjata pamungkas Jerman lainnya, adalah disiplin dan haus gol oleh seluruh pemain. Tetapi yang lebih membanggakan Loew adalah, ternyata suporter Brasil juga mendukung Jerman. Seolah-olah tak rela manakala Argentina memenangkan laga puncak.
Tetapi “anak-anak,” Maradona  terlanjur berambisi. Skuad Argentina akan mengerahkan kekuatan, termasuk daya magis. Final antara Argentina vs Jerman terjadi dua kali (tahun 1986 dan 1990). Keduanya bergantian menjadi juara dunia. Di stadion Azteca, Meksiko tahun 1986, kapten tim Argentina, Maradona menciumi dan membawa pulang tropi, hasil adu penalti. Tetapi Jerman membalas pada final 1990. Sejak itu, Jerman maupun Argentina tidak pernah bisa masuk final.
Daya magis juga tak boleh di-sepele-kan. Bahwa sepanjang piala dunia diselenggarakan di benua Amerika, belum ada satu pun negara Eropa yang berhasil keluar sebagai juara. Negara Amerika Latin meraih juara 6 kali ketika Piala Dunia diselenggarakan di benua Amerika (Uruguay, Brasil serta Argentina, masing-masing 2 kali). Namun tim Amerika Latin juga bisa menjadi juara ketika bermain di Eropa. Tahun 1994 di AS, Brasil juara.
Sebelumnya, Piala Dunia 1958 di Swedia, Brasil juga juara dunia. Hal yang sama diulang Brasil pada tahun 2002  ketika Piala Dunia diselenggarakan di Asia. Apakah Argentina akan meraih mitos itu? Wallahu a’lam bis-shawab.

——— 000 ——–

Rate this article!
Tags: