Jihad Mendidik Anak

Oleh :
Mulyanto
Staf SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya 

Anak harus mendapat cinta penuh dari orangtuanya. Terutama anak masa emas: 0-7 tahun. Karena di masa itu pertumbuhan otak dan kehidupan anak bermula. Orangtua perlu berjihad dalam mendidik anak agar anak tumbuh gemilang dan membawa perubahan baik untuk kehidupan. Tidak mengapa orangtua kini sedikit sengsara asal kelak orangtua dan anak sama-sama bahagia. Yang utama dalam pendidikan anak, kata psikolog senior Elly Risman, adalah kelekatan (attachment) antara kedua orangtuanya dengan anak.
Anak masa emas teramat butuh kelekatan dengan kedua orangtuanya, sebab tumbuh kembang anak akan optimal dengan proses kelekatan itu. Saran Elly, tubuh kedua orangtualah yang wajib dijadikan wahana permaian terbaik bagi anak. Bukan wanaha lainnya. Termasuk anak sibuk bermain gadget yang malah banyak membawa petaka.
Anak harus beres masa ke kanak-kanakannya di masa menjadi anak. Anak harus beres masa anaknya di rumah, orangtua mengajari kejujurannya, kemandiriannya, tanggungjawabnya, dan ajaran kebaikan lain untuk diri anak. Jika anak kurang masa kekanak-kanaknya dan anak terpaksa cepat dewasa sebelum saatnya, singgung Elly, maka suatu saat nanti jangan kaget bila fase kekanak-kanakannya orang yang sudah tua (dewasa) akan muncul di waktu yang tak tepat. Ada pejabat negara yang suka marah-marah, naik ke atas meja, melempar botol air mineral, mengamuk di muka umum dll. Bukankah itu perilaku orang dewasa yang “anak-anak” labil? Demikian contoh yang dipaparkan Elly.
Jihad mendidik anak harus menjadi semangat orangtua masa kini demi masa depan yang lebih baik. Jihad harus demi anak, bukan demi yang lain. Orangtua lelah bekerja demi membelikan mainan canggih pada anak lalu yang terjadi anak hidup sia-sia terabaikan lantaran sibuk dengan mainan nirmanfaat. Maka orangtua yang begini sudah gagal menjadi orangtua.
Maka orangtua perlu berjihad. Jihad mendidik anak yaitu orangtua harus sedikit sengsara. Rela merawat anak sendiri. Kemudian orangtua menjadi wahana permaian termewah dan teristimewah bagi anak. Jadi kudanya anak, jadi ayunannya anak, jadi mobilnya, dan jadi apapun yang anak suka. Bahkan jadi pelayannya atau pembantunya anak, dan sebagainya. Catatannya, orangtua yang berjihad mendidik anak adalah mereka yang selalu sehat badan dan sehat hati setiap hari agar anak pun selalu sehat badan dan hatinya.
Orangtua sering-seringlah mengalah. Ajaklah berkomunikasi dengan bahasa mereka (anak). Bangun imajinasi yang mendukung potensi anak berkembang. Orangtua bolehlah sedikit berkorban. Sepulang kerja bukannya langsung istirahat tapi harus menemani anak bermain. Misalnya main perosotan atau ayunan di rumah, dan semacamnya. Kemudian ajak anak ke rumah ibadah. Teladani dan ajari anak bertuhan, bersosial, dan bertenggangrasa. Teladani dan ajarilah apapun yang positif selagi otak emasnya mudah menangkap banyak ilmu dan kemanfaatan. Menjelang tidur bacakan buku atau dongengkan. Anak jangan biarkan menghabiskan waktu di depan TV atau HP. Dongengkan dia. Ceritakan kisah teladan mulia. Misal kisah Rasulullah Muhamamad SAW atau tokoh teladan lainnya, atau kisah -kisah yang menanamkan sikap pemimpin yang amanah, adil, jujur, cerdas, suka membantu, dll.
Bahasa cinta orangtua harus dirasakan oleh anak setiap hari. Dengan keteladan orangtua setiap hari lalu anak didongengkan atau dibacakan buku menjelang tidurlah, suatu saat tak mustahil anak menjadi manusia gemilang yang juga lembut hatinya. Sempatkan setiap menjelang tidur anak selalu diceritakan atau dibacakan buku. Hantarkan triliunan kebaikan pada anak mejelang tidurnya. Banyak pakar anak mengatakan, ilmu dan kebaikan dari kisah atau cerita orangtua akan mudah direkam dan rekaman itu sangat kuat ketika anak menjelang tidur. Kisah baik itulah yang mengilhami anak berperilaku positif di kemudian hari.
Membacakan buku atau mendongengkan anak ini dapat menanamkan anak berperilaku positif. Misalnya disiplin, adil, kejujuran, dan sifat dan sikap baik sehari-hari sebagaimana kisah atau cerita positif yang dibacakan atau ceritakan kepada anak.
Banggalah menjadi orangtua, wahai orangtua. Gunakan kesempatan mulia menjadi orangtua. Besyukurlah. Bersusah payahlah mendidik anak. Jangan mendidik anak ala kadarnya. Didik anak dengan optimal. Sepenuh jiwa raga.
Saya mengimani, ukuran orangtua sukses ternyata bukan karena banyaknya meninggalkan harta warisan. Tetapi dikatakan orangtua sukses ketika anak besar kelak dengan bangga mengatakan: Aku teramat cinta kepada ayah dan ibu (mama dan papa, atau sebutan lain yang semakna). Aku bangga ayah dan ibu. Aku ingin menjadi seperti ayah atau ibu. Atau, Aku ingin punya suami/istri seperti ayah atau ibu. Celakalah orangtua yang anaknya ketika besar malah berkata: Aku menyesal menjadi anak ibu bapak. Sial hidup aku punya orangtua macam mereka. Naudzubillah mindzalik. Semoga berguna.

———– *** ————–

Rate this article!
Jihad Mendidik Anak,5 / 5 ( 1votes )
Tags: