Job Market Fair, Metode Baru Saring Skill Pencaker di Tengah Pandemi

Didampingi Kepala UPT BLK Surabaya, Siswanto dan Kasie pelatihan dan sertifikasi UPT BLK Surabaya, Silvia Indah Guma Daryanti, Kadisnakertrans Jatim, Himawan Estu Bagijo menyempatkan meninjau dan berbincang dengan peserta perusahaan yang turut dalam kegiatan JMF Virtual Tahun 2021, di UPT BLK Surabaya, Kamis (23/9).
Kompentensi dan Gaji Ok, Tapi Tidak Mau Shift dan Jauh dari Rumah
Surabaya, Bhirawa.
Kehadiran Job Market Fair (JMF) Virtual 2021 yang diselengggarakan Disnakertrans Jatim melalui UPT Balai Latihan Kerja Surabaya merupakan metode baru penyaringan skill pencari kerja di tengah pandemi Covid-19. Karena pelamar tidak harus langsung datang ke lokasi.

“Pendaftaran melalui virtual. Sebagian juga wawancara bisa virtual. Kemudian ada beberapa perusahaan yang melakukan off line,” kata Kepala Disnakertrans Jatim, Himawan Estu Bagijo didampingi Kepala UPT BLK Surabaya, Siswanto, Kamis (23/9).

Himawan mengharapkan dukungan dari pemerintah provinsi agar menyesuaikan kebutuhan anggaran untuk giat semacam ini, dikarenakan job market memberi peluang bagi para peserta memasuki dunia kerja yang berimbas pada kesejahteraan. Seperti mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan. “Karena mereka akan menerima upah dan itu akan menurunkan angka kemiskinan,” tandasnya.

Himawan menyebut jika angka kemiskinan banyak terdapat di pedesaan atau daerah rural. Sedangkan angka pengangguran banyak ditemukan di perkotaan (urban). Sehingga kehadiran job market memberi napas baru. “Itu sebabnya dengan kegiatan seperti JMF, khususnya mereka yang ada di urban di perkotaan itu bisa masuk dunia kerja sesuai dengan kompetensi yang kita lakukan,” jelasnya.

Untuk JMF kali ini, Himawan menargetkan 3000 pelamar sepanjang gelaran job market. Tercatat sampai saat ini pendaftar telah mencapai 2900 orang. “Ada 1000 lowongan yang bisa dimasuki. Dan anak-anak itu boleh satu orang melamar tiga job, nanti yang mana yang cocok,” katanya.

Tahapan seleksi berupa seleksi administrasi, kompetensi dan wawancara. “Target out came 1000 dunia kerja yang terserap, nanti kita minta report sebulan setelah ini biasanya kita bisa rilis berapa dari job fair itu kemudian penempatan,” tandasnya.

Saat meninjau lokasi interview dan berbincang dengan beberapa perwakilan rekruitmen perusahaan, Himawan menemukan hal yang menarik. Diantaranya, perusahaan mengaku pencaker banyak yang memiliki kompetensi dan skill. Sayangnya, pencaker tidak mau tawaran dari perusahaan, seperti jam kerja shift maupun jauh dari tempat tinggal.

“Kompetensi dan skill bagus, tapi ada yang tidak mau kerja di luar kota. Padahal gajinya memadai. Kalau sudah seperti itu bagaimana lagi, kami sebagai pemerintah juga sudah memberikan fasilitasi mereka agar bisa mendapatkan pekerjaan,” ujarnya.

Sebelumnya Kepala UPT BLK Surabaya, Siswanto mengatakan, maksud dan tujuan JMF secara virtual tahun 2021 yaitu memfasilitasi dan mempertemukan pencari kerja dengan dunia usaha dan industri, sesuai yang dibutuhkan perusahaan. “Pada masa pandemi covid 19 akan membantu Pemprov Jatim, dalam mengurangi tingkat pengangguran terbuka di Jawa Timur,” katanya.

Dikatakannya, JMF kini telah diikuti 30 perusahaan yang menyediakan sekitar 3000 lowongan pekerjaan bagi pencari kerja di Jatim.”Dengan virtual maka pencari kerja bisa berhubungan langsung dengan perusahaan,” katanya.

Hingga kemarin, rekapitulasi data pencari kerja dalam JMF, untuk total peserta 1.300 orang dengan lowongan 3.000 orang di 30 perusahaan. Total lamaran yang mengikuti dan masuk di perusahaan sebanyak 2.845 oramg.

Peserta JMF asal Sidoarjo, Nurul Hidayat (35) mengaku, proses melamarkan kerja melalui Job Market Fair sangat bagus, selain juga menerapkan protokol kesehatan. “Prosesnya gampang dan mudah. Saya sendiri melamar di tujuh perusahaan, semoga bisa diterima disalah satunya,”harapnya untuk bisa diterima sebagai admin gudang.[rac]

Tags: