Job Matching Dekatkan SMK dengan Industri

Foto: ilustrasi

Dindik Jatim, Bhirawa
Perburuan lowongan kerja di industri masih menjadi primadona bagi lulusan SMA/SMK di Jatim. Hal ini tampak dari tingginya animo pencari kerja lulusan pendidikan menengah terhadap peluang yang dibuka industri dalam job matching di SMKN 3 Surabaya, Kamis (7/9).
Sebanyak 2.515 pencari kerja lulusan 2016/2017 berebut 1.515 lowongan yang sedang dibuka oleh perusahaan. Kabid Pembinaan SMK Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim Dr Hudiyono mengungkapkan, job matching bukan ajang pamer banyaknya industri yang mencari pekerja. Tetapi, moment ini harus dimanfaatkan sebagai penyamaan persepsi antara sekolah dengan industri. Baik dalam hal kurikulum pendidikan kejuruan maupun pelaksanaan dual sistem.
“Jadi kurikulumnya jangan sampai ada jarak dan ketidaksesuaian dengan kebutuhan industri. Setiap program harus ada yang dilatih dari sekolah dan juga dari industri,” ungkapnya dalam pembukaan Job Matching di SMKN 3 Surabaya. Dengan demikian kemampuan bersaing siswa SMK akan lebih tinggi karena memenuhi standar Industri. Hal ini juga bisa dikembangkan dengan membuka kelas industri di SMK. Bahkan Dindik Jatim akan mengembangkan kerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja.
“Ada kelompok kemitraan atau pemagangan, jadi bisa difungsikan bursa kerja khusus (BKK). Akan dilombakan juga nantinya agar Disnaker bisa mendorong sekolah memiliki persiapan menyalurkan siswanya melalui BKK,” ujarnya.
Ia menegaskan, potensi SMK di Surabya sangat lengkap, bahkan memiliki satu-satunya SMK jurusan seni. Sehingga harusnya sekolah bisa mengatur kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri yang beragam.
Kepala SMKN 3 Surabaya, Mudianto mengungkapkan Job Matching ini diadakan dengan memberikan sarana pada industri untuk menuntaskan rekrutmen di sekolah. Perlengkapan tes disediakn di 5 ruangan yang sedang tidak digunakan karena siswa magang.
“Sehari penuh selama 20 hari kami memberi kesempatan dudi (Dunia Usaha dan Dunia Industri) untuk merekrut tenaga kerja, sehingga setiap calon pencari kerja bisa mengikuti proses perekrutan,” jelasnya.
Job Matching ini juga terbentuk karena adanya kerjasama sekolah dengan 52 perusahaan yang pernah merekrut alumnus di SMKN 3. Diharapkan Job Matching ini bisa menjadi pengelolaan alumnus layaknya siswa baru yang diperhatikan keberlangsungannya.
“Presentase siswa ada yang bekerja atau ke perguruan tinggi. Makanya kami banyak kerjasama dengan dudi untuk menyiapkan tenaga kerja,” ungkapnya.
Saat ini dikatakannya sekolah juga sedang menjalin kerjasama dengan industri untuk mendidik wirausaha. Bahkan sudah ada 4 siswa yang bekerja sebagai bisnis aplikator sambil menyelesaikan sekolah. [tam]

Tags: