Job Matching SMK YPM 8 Utamakan Pembinaan Mental

Waka Kesiswaan SMK YPM 8 sedang membagikan kertas pelengkap tes rekrutmen. [achmad suprayogi]

Sidoarjo, Bhirawa
Program Job Matching SMK YPM 8 Sidoarjo kali ini mengutamakan mental para calon pencari kerja. Karena mereka yang baru lulus sekolah dinilai oleh para manajemen industri kondisi mentalnya belum terbentuk secara maksimal, untuk memasuki dunia kerja.
Kondisi ini diungkapkan Waka Kesiswaan SMK YPM 8 Sidoarjo, Didik Teguh Wahyudi SPd MM, saat memantau pelaksanaan Job Matching di sekolahnya. Pesertanya selain lulusan SMK dari wilayah Sidoarjo sendiri, ternyata ada juga para lulusan dari luar kota, seperti dari Ngawi, Madiun dan Nganjuk.
Didik menjelaskan, mental lulusan baru ini memang harus dibentuk dulu agar saat mereka memasuki dunia kerja betul – betul sudah siap. Sekolah kami juga sudah sering dilakukan program – program pembentukan mental. Juga sudah ada kerja sama dengan industri untuk pelaksanaan pelatihan kerja ataupun magang.
“Kalau Program Job Matching sekarang ini kami kerjasama dengan pihak PT IP (Indomarco Prismatama),” jelas Pak Didik–sapaan akrabnya.
Sebelum dilakukan tes rekrutmen secara online, pihak HRD Rekrutmen PT IP, Teguh Dwi menjelaskan, kalau materinya lebih mengutamakan pada pembinaan mental. Jadi dalam mencari calon pekerja itu lebih kami utamakan tentang mental kerjanya. Dari data kami, mereka pekerja lulusan SMK itu hanya bertatahan selama enam bulan saja, setelah itu mereka keluar, dan itu terbanyak dari Surabaya dan Sidoarjo.”Sementara untuk pencari kerja yang dari luar Sidoarjo-Surabaya lebih bertahan.
“Kami banyak memberikan pemahaman lingkungan kerja, termasuk resiko – resiko dalam bekerja, harus bertanggungjawab, jam kerjanya juga harus loyalitas, disiplin. Kalau mereka tidak siap memiliki mental kerja, sudah dipastikan tidak akan lama, hanya sebagai batu loncatan saja.
Kami sekarang ini memang mencari mental – mental yang kuat, selain itu juga kuat fisiknya. Jadi tetap persiapan mental yang kami utamakan, kalau skill bisa dipelajari,” jelas Tegus Dwi. [ach]

Tags: