Joki SBMPTN Diduga Masih ‘Bermain’

Situasi pelaksanaan ujian tulis SBMPTN di Kampus B FISIP Unair yang dilengkapi dengan pengacak sinyal atau jammer, Selasa (9/6).

Situasi pelaksanaan ujian tulis SBMPTN di Kampus B FISIP Unair yang dilengkapi dengan pengacak sinyal atau jammer, Selasa (9/6).

Surabaya,Bhirawa
Alat pengacak sinyal atau jammer di beberapa lokasi pelaksanaan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) belum sepenuhnya bisa menangkal aksi para joki. Karena di lapangan, Panitia Lokal (Panlok) 50 Surabaya masih bisa menangkap peserta yang diduga nekat berhubungan dengan joki ketika ujian berlangsung.
“Sementara masih kita interogasi dulu. Maaf kita tidak bisa mempublikasikan dulu. Sebab ini berhubungan dengan investigasi selanjutnya,” tutur staf Panlok 50 Surabaya Putri Aisyiyah Rachma Dewi  di sekterariat SBM PTN Gedung PPG Unesa, Selasa (9/6).
Putri khawatir jika nama peserta ini disebutkan, jokinya bisa lari dan panitia tidak bisa melacak permainan joki yang sebenarnya. Proses investigasi dilakukan sangat tertutup. Bahkan hingga pukul 19.00 pun panitia masih meminta peserta untuk terus menghubungi joki. Sayang, peserta tidak bisa menghubungi joki karena nomor handphone nya sudah tidak aktif lagi. “Maaf (tidak bisa memberikan nama peserta joki,red) ini sudah peraturan Panlok. Kita ingin main rapi supaya bisa mengungkap perjokian SBMPTN ini,” tegasnya berkali-kali.
Menurut Putri, ketika ujian berlangsung pengawas sudah curiga dengan tingkah salah satu peserta. Ketika semua peserta di ruangan tersebut sudah menaruh tas di depan dan dilarang untuk membawa handphone. Akan tetapi, peserta ini nekat dan terus bermain handphone. “Pengawas langsung mengamankan dan disuruh ke sekretariat. Ujiannya langsung didiskualifikasi,” tandasnya tanpa menyebutkan tempat ujian peserta tersebut.
Selain adanya penangkapan peserta yang ditengarai menggunakan joki ketika pelaksanaan ujian, pengawas juga menemukan adanya perjokian di kategori Saintek, ITS. Hal ini diketahui saat ada dua peserta yang datang dengan membawa nomor sama. “Nomor ujiannya 00463. Keduanya masing-masing mengklaim itu nomornya,” ungkap Humas Panlok ITS Bekti Cahyo Hidayanto.
Setelah dicek, satu peserta fotonya sama dengan foto nomor ujian yang tertempel. Sedangkan, satu pesertanya fotonya tidak sama. “Dua-duanya ujian. Yang tidak sama dengan foto, ujian di ruang berbeda,” ungkapnya.
Dosen sistem Teknik Informatika itu menjelaskan panitia belum membicarakan tindakan bagi peserta dengan nomor kembar tersebut. Akan tetapi, biasanya panitia langsung mendiskualifikasi peserta yang ditengarai melakukan kecurangan. Selain perjokian yang masih dalam proses investigasi, dalam pelaksanaan SBM PTN 2015 dipastikan banyak peserta gugur karena kesalahan peserta sendiri.
Dalam monitoring dan evaluasi yang dilakukan Wakil Rektor I Unair Prof Syahrani menemukan beberapa peserta yang terlambat datang sampai satu jam. “Dua peserta terlambat satu jam. Datang pukul 08.15, karena terlambat lebih dari 30 menit ya berarti tidak boleh ikut ujian,” jelas Syahrani.
Dua peserta yang berangkat pukul 03.00 dari Tuban itu terlambat karena mengaku kesasar ke Menganti. “Kalau sudah tahu jauh mengapa tidak ngekos. Belum cek tempat ujian juga, ya risiko dia sendiri,” tegasnya.
Ketua Pelaksanaan Ujian Tulis SBMPTN Danang Tandyonomanu menambahkan, selain karena perjokian dan keterlambatan, sejumlah kesalahan teknis lainnya ialah banyak peserta tidak menuliskan kode soal pada Lembar Jawaban Ujian (LJU). “Sebenarnya ini juga tanggung jawab pengawas. Usai ujian seharusnya dicek, tapi kalau sudah terlanjur masuk ke Panlok, kita tidak bisa berbuat apa-apa. Otomatis LJU yang tidak ada kodenya tidak diseleksi,” jelasnya.
Ketua Panlok 50 Yuni Sri Rahayu menambahkan, dalam pelaksanaan ujian juga banyak peserta yang harus melapor ke sekretariat karena tidak membawa SKL dan Ijazah. “Yang dekat kita minta peserta mengambil SKL ataupun ijazah,” tandasnya.
Kalau yang jauh ada beberapa pengawas yang memperbolehkan ujian tapi biasanya ditulis di berita acara dan ada pula pengawas yang menolak peserta ikut ujian. “Bila peserta ditulis di berita acara ya biasanya di diskualifikasi terlebih dahulu,” pungkasnya.
Untuk diketahui sebanyak 47.970 pendaftar di Panlok 50 Surabaya mengikuti ujian tulis mulai Selasa kemarin. Mereka akan memperebutkan 7.512 kursi di enam PTN.  Enam PTN yang berada di Panlok terbesar ini antara lain Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dengan kuota tersedia 1.532 kursi, Universitas Airlangga (Unair) 1.505 kursi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) 936 kursi. Sedangkan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) menyediakan 402 kursi, Universitas Trunojoyo Madura (UTM) 1.052 kursi dan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jatim 2.085 kursi. Sedangkan pendaftar SBMPTN tercatat dalam tiga kategori. Yakni Saintek berjumlah 20.851 peserta, Soshum 20.400 peserta, dan kategori Campuran (Saintek dan Soshum) 6.719 peserta. [tam]

Tags: