Jokowi Bantah Tarik Traktor Petani Ponorogo

Traktor-traktor yang dipajang di pinggir Jalan Raya Kecamatan Jetis menuju Kecamatan Bungkal bersamaan dengan kunjungan Presiden Jokowi ke Ponorogo beberapa waktu lalu. Usai kunjungan, sebagian besar traktor yang dipamerkan diangkut kembali  menggunakan truk tronton dan menimbulkan kekecewaan di tingkat petani setempat.

Traktor-traktor yang dipajang di pinggir Jalan Raya Kecamatan Jetis menuju Kecamatan Bungkal bersamaan dengan kunjungan Presiden Jokowi ke Ponorogo beberapa waktu lalu. Usai kunjungan, sebagian besar traktor yang dipamerkan diangkut kembali menggunakan truk tronton dan menimbulkan kekecewaan di tingkat petani setempat.

Jakarta, Bhirawa
Presiden Joko Widodo ( Jokowi) membantah menarik kembali ribuan traktor yang sempat ditampilkan dalam kunjungannya ke Ponorogo Jawa Timur. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menyebut, traktor yang ada itu tak seluruhnya diserahkan kepada satu desa saja, namun dibagikan ke lima kabupaten lainnya.
“Siapa yang narik, itu kan dikumpulkan 1.300 traktor, nggak mungkin 1.300 untuk satu desa. Itu untuk lima kabupaten, ya pasti dinaikin lagi ditaruh kabupaten-kabupaten, disebar,” ujar Jokowi di Halim Perdanakusuma Jakarta, Rabu (18/3).
Jokowi menambahkan dia tak mau memberikan penyerahan sekadar upacara simbolis saja dengan menyerahkan tiga atau lima unit traktor kepada warga. Ia hanya ingin memastikan seluruh traktor sudah siap untuk dibagikan saat mendatangi Ponorogo. “Kumpulkan semuanya, oh barangnya ada setelah selesai dibagikan. Lalu dinaikkan, dibagikan, dan dibawa pulang ke masing-masing kabupaten,” tandasnya.
Sebelumnya, sejumlah petani di Ponorogo mengeluh karena traktor tak jadi dibagikan. Padahal, traktor-traktor tersebut dijanjikan akan dibagi secara cuma-cuma kepada seluruh petani.
Janji itu disampaikan Presiden Jokowi saat berkunjung ke Ponorogo Jumat (6/3) dua pekan lalu waktu acara panen raya. Padahal dalam sambutannya saat panen raya tersebut, Jokowi menyebutkan akan membagikan 41 ribu traktor yang sebagian akan dibagikan kepada petani di Ponorogo.
Namun usai kunjungan Jokowi, sebagian besar traktor yang dipajang di pinggir Jalan Raya Kecamatan Jetis menuju Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo diangkut kembali  menggunakan truk tronton.
“Katanya akan dibagikan kepada desa-desa di Ponorogo, namun kenyataannya ditarik kembali. Padahal di Ponorogo ini ada 21 kecamatan,  279 desa dan 26 kelurahan. Kami juga tidak tahu alasan penarikan tersebut,” kata Bairun Kepala Desa Tanjungsari Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo.
Bairun juga mempertanyakan kalau niatnya memang tidak diserahkan, mengapa traktor-traktor itu dipajang saat acara dihadiri Presiden. “Petani banyak yang kecewa dan mengeluh ke kami,” ujarnya. Kekecewaan petani kian bertambah karena tidak ada penjelasan soal batalnya penyerahan traktor. Dinas Pertanian Ponorogo juga tak kunjung mengkonfirmasi alasan penarikan mesin pertanian tersebut oleh distributor.
Menteri Pertanian  Andi Amran Sulaiman juga membantah kalau pembagian traktor gratis bagi para petani di Ponorogo  ditarik lagi.
Dia menegaskan, bantuan traktor bagi petani di Ponorogo bukan ditarik kembali, melainkan didistribusikan untuk petani-petani di daerah lain.”Tidak ada penarikan. Mungkin bahasanya harus diubah, bukan ditarik melainkan didistribusikan,” tegasnya saat mendampingi Presiden Jokowi menghadiri acara panen raya musim rendeng 2014/2015 dan percepatan tanam musim gadu 2015 di Desa Kedokan Gabus, Kecamatan Gabuswetan, Kabupaten Indramayu, Rabu (18/3).
Mentan Amran menjelaskan dalam kunjungannya ke berbagai daerah, Presiden Jokowi selalu memberikan bantuan ratusan bahkan ribuan unit traktor kepada kelompok-kelompok tani agar lahan mereka produktif.
Presiden Jokowi, kata Amran, menginginkan agar pemberian bantuan tidak hanya di atas kertas saja, tapi harus didatangkan fisik traktornya. “Pembagian di Ngawi sebanyak 1.000 unit telah dihadirkan semua fisiknya dan itu untuk seluruh Jatim,” katanya.
Terkait kasus di Ponorogo, Amran mengatakan pemerintah sedianya membagikan 3.000 unit traktor untuk petani seluruh Jatim. Sedangkan jatah traktor untuk petani Ponorogo sebanyak 207 unit.
Dia menduga, petani di Ponorogo salah mengartikan jumlah bantuan tersebut. Seolah-olah traktor-traktor itu ditarik kembali, padahal hanya dikumpulkan untuk didistribusikan ke daerah-daerah lain di Jatim. “Setelah penyerahan secara simbolis oleh Presiden Jokowi, traktor-traktor tersebut diangkut untuk disalurkan ke kelompok petani ke-24 kabupaten di seluruh Jatim. Sementara untuk Kabupaten Ponorogo ini sudah didistribusikan sebanyak 207 unit,” jelas Amran.
Menurut Mentan, hingga saat ini sudah 30 ribu unit dari 60 ribu traktor yang akan dibagikan tahun ini. Traktor-traktor itu dibeli dengan menggunakan dana APBN.
Namun, dengan adanya kesalahpahaman pembagian di Jatim, menurut Mentan, pihaknya akan  mengubah sistemnya. “Untuk pembagian di Jawa Barat sebanyak 5.000 unit akan didatangkan hanya 400 unit,” ujar Amran.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Ponorogo Harmanto mengatakan ratusan traktor itu ditarik oleh pihak pabrik untuk disimpan di gudang. Setelah proses administrasi daftar isian pelaksanaan anggaran dan petunjuk operasional oleh Kementerian Pertanian turun, kata Harmanto, barulah traktor-traktor itu disalurkan ke tiap-tiap kelompok tani. “Mudah-mudahan pertengahan April 2015 akan dibagikan sesuai dengan kuota masing-masing daerah,” katanya.
Harmanto mengatakan ratusan traktor yang dipajang di sekitar lokasi panen raya di Ponorogo merupakan jatah bagi kelompok tani di Jatim. Adapun jatah untuk Ponorogo, menurut dia, adalah 43 unit traktor dan 10 pompa air. “Penerimanya adalah kelompok tani yang belum menerima bantuan. Mereka jadi prioritas,” ujar dia. [ira,dar]

Tags: