Jokowi, Bapak Infrastruktur Indonesia

Oleh :
Ani Sri Rahayu
Dosen PPKn Universitas Muhammadiyah Malang

Berbicara soal pembangunan infrastruktur, Bapak Presiden RI Joko Widodo lah yang sekiranya patut kita apresiasi sebagai bapak infrastruktur Indonesia. Sebab, kalau kita perhatikan dalam masa pemerintahannya beliau memang fokus dalam pembangunan infrastruktur. Melalui pembangunan infrastruktur ini, tentu saja kita berharap Indonesia bisa menjadi negara yang lebih maju ke depannya. Selain itu, pembicaraan pembangunan infrastruktur akan lebih mengena bila kita memahami pentingnya peran infrastruktur bagi pembangunan nasional.
Daya saing infrastruktur Pembangunan infrastruktur tidak hanya sekadar membangun atau menyediakannya, tetapi juga harus ada kontribusinya pada peningkatan pembangunan nasional. Sejumlah kajian menunjukkan bahwa penyediaan infrastruktur berdampak positif pada pembangunan nasional, Calderon dan Servén (2004), Donaldson (2010) menunjukkan penyediaan infrastruktur dapat mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi, produktivitas, dan perdagangan. Namun, belakangan banyak pihak yang mengkritisi pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah saat ini kurang terasa manfaatnya.
Penilaian terhadap dampak sebuah kebijakan pemerintah perlu berlandaskan pada teori, metodologi, dan data empiris yang kuat sehingga dapat dilihat sejauh mana pengaruh suatu kebijakan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kebijakan pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah sejak tahun 2015 merupakan salah satu yang bisa kita banggakan dan dapat dianalisis efeknya terhadap perekonomian Indonesia.
Namun, meski demikian Pusat Studi BUMN (PSB) menilai pembangunan infrastruktur di Indonesia masih jauh tertinggal dibanding negara tetangga. Meski saat ini pemerintah tengah mengebut pembangunan infrastruktur di semua sektor. Studi Bank Dunia (2015) dan Global Mckinsey (2013) menunjukkan kondisi infrastruktur Indonesia masih jauh dari kondisi ideal bahkan cenderung memburuk.
Pertama, dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia (rata-rata 70 persen produk domestik bruto/PDB), stok infrastruktur Indonesia termasuk yang terendah (38 persen PDB).
Kedua, jika dibandingkan dengan masa sebelum krisis ekonomi Asia pada tahun 1997/1998, jumlah stok infrastruktur Indonesia menurun dari 49 persen PDB pada 1995 menjadi 38 persen PDB pada 2012. Turunnya stok infrastruktur dikarenakan investasi infrastruktur yang terus menurun dalam dua dasa terakhir.
Inilah yang selama ini telah melandasi Pemerintah Indonesia memberikan perhatian lebih pada pembangunan infrastruktur sejak tahun 2015. Alokasi anggaran infrastruktur meningkat dari Rp 154,1 triliun pada tahun 2014 menjadi Rp 256,1; Rp317,1; Rp387,3 triliun pada 2015, 2016,2017, 2018.
Selama ini melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 tiga jenis pembangunan infrastruktur, seperti infrastruktur penyedia pelayanan dasar (seperti infrastruktur air minum dan sanitasi), infrastruktur pendukung sektor unggulan (seperti tol laut dan listrik 35 megawatt), dan infrastruktur perkotaan (seperti angkutan massal rel dan jalan), sudah banyak direalisasikan.
Investasi infrastruktur pemerintah beberapa tahun belakangan ini telah membuahkan hasil yang tecermin dari naiknya peringkat kualitas infrastruktur Indonesia dalam Laporan Daya Saing Global (Global Competitiveness Report) 2017-2018 dari posisi ke-60 menjadi posisi ke-52 dari total 137 negara.
Namun, perlu dicatat, peringkat Indonesia dalam Laporan Daya Saing Global 2017-2018 hanya bisa mencapai posisi ke-36 dari sebelumnya ke-41 karena salah satu penyebabnya adalah peringkat infrastruktur Indonesia yang masih belum meningkat cepat. Kondisi infrastruktur Indonesia masih lebih rendah daripada Singapura, Malaysia, dan Thailand yang menduduki peringkat ke-2, ke-22, dan ke-43. Artinya, Indonesia perlu tetap bekerja keras dalam meningkatkan kualitas infrastruktur ke depan.
Kontribusi pembangunan infrastruktur
Belajar dari pengalaman negara lain juga menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur menjadi kunci untuk dapat tumbuh lebih tinggi. Contohnya adalah China yang pernah tumbuh dua digit selama lebih dari satu dekade, yang salah satunya didorong oleh pembangunan infrastruktur.
Selain itu, yang bisa ambil contoh adalah Amerika Serikat (AS) sampai saat ini Donald Trump meningkatkan pengeluaran anggaran untuk infrastruktur sebagai salah satu upaya mendorong pertumbuhan ekonomi AS. Melalui pemahaman empiris tersebut, setidaknya ada beberapa point kesimpulan yang bisa kita ambil dari manfaat pembangunan infrastruktur.
Pertama, pembangunan infrastruktur setidaknya mampu meningkatkan produktivitas, menurunkan biaya produksi, dan menciptakan lapangan kerja. Melalui pembangunan infrastruktur itupun terbukti dapat mendorong berkembangnya sektor lain dan mampu meningkatkan jaringan informasi dan akses pasar.
Kedua, infrastruktur sangat penting sebagai salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Jika infrastruktur memadai otomatis angka pertumbuhan ekonomi di negara tersebut akan berada pada level yang kuat. Itu artinya, melalui pembangunan infrastruktur yang merata di segala penjuru tanah air, maka keadilan sedikit demi sedikit bisa diwujudkan.
Negara manapun di dunia ini, akan melakukan pembangunan infrastruktur untuk menggenjot kemajuan ekonominya. Jadi, mengapa kita harus takut membangunnya? Ada hal-hal yg perlu diluruskan dan dipahamkan berbagai pihak karena banyak pandangan yang sementara menurut saya tidak pas di infrastruktur. Padahal di beberapa daerah yang menyampaikan bahwa Bapak Jokowi sebagai Bapak Infrastruktur Indonesia. Tapi ada sedikit orang yang mengkritisi pembangian infrastruktur itu.
Ketika kita perhatikan secara seksama, ada hal yang mengalami perbedaan signifikan dalam hal pembangunan infrastruktur selama kepemimpinan Presiden Jokowi, terutama dalam hal pemerataan pembangunan. Selama hampir lima tahun memimpin, memang pembangunan infrastruktur yang paling booming adalah jalan tol. Padahal ada beberapa pembangunan lainnya seperti pelabuhan, bandara, jalan nasional. Semua itu dilakukan justru paling banyak di daerah-daerah terpencil. Dengan begitu, diharapkan ekonomi di daerah-daerah terpencil tersebut bisa tumbuh lebih cepat.
Studi tersebut, setidaknya memberikan bukti empiris akan manfaat dari pembangunan infrastruktur terhadap perekonomian yang cukup besar guna mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan yang pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di masa mendatang.
Oleh sebab itu, kerja keras dan integritas tinggi sangat dibutuhkan dari berbagai pihak, baik dari pemerintah daerah maupun dari masyarakat. Dengan begitu, pembangunan infrastruktur dapat memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Insyaallah, dengan begitu, misi Indonesia untuk menjadi negara maju di 2035 akan cepat terwujud.

———– *** ————

Rate this article!
Tags: