Jombang Jujugan Berobat Warga Mancanegara

7-FOTO KAKI rur-Teraapi_Warga BelandaJombang, Bhirawa
Jika selama ini, banyak warga Indonesia yang memilih berobat ke Rumah sakit luar negeri, namun ternyata di Indonesia tepatnya di kota santri Jombang Jawa Timur juga menjadi jujugan untuk berobat warga berbagai manca Negara. Pasien yang datang adalah mereka yang mengalami gangguan pendengaran atau Tuna Rungu.
Beberapa pasien yang memilih berobat di Jombang itu diantaranya dari Malaysia, Singapura, Australia, dubhai, Riyadh dan juga Belanda. Para pasien ini tertarik dengan system penyembuhan pasien tuna rungu atau gangguan pendengaran yang dialami baiks ejak lahir maupun saat sudah dewasa.
“Hari ini yang dating pasien asal Belanda, setelah keluarganya mengetahui praktik pengobatan saya dari internet,” ujar Masudin praktik ahli terapi pendengaran dengan metode membuka syaraf, usai memberikan pengobatan, Sabtu (22/8) siang kemarin.
Pasien asal Negeri Kincir Angin, Belanda itu, bernama Fintan Ms Labrujere (10), beralamat di Oudland 10 Pijnacker Belanda. Bersama kedua orangtuanya, yakni Deni Rahmat Haryo Suryo (39) dan Mariska (40). Deni merupakan WNI asal Jakarta yang sudah 11 tahun menikah dan menetap bersama Mariska, istrinya, di negeri Belanda.
Sepekan sebelumnya pasien asal Saudi Arabia, juga mendatangi tempat praktik ahli terapi pendengaran, Masudin, yang berada Dusun Ketanen, Desa Banyuarang, Kecamatan Ngoro, Jombang. “Kita bersykur, terapi tuna rungu dengan media totok (pijat) ini mulai dikenal di luar negeri. Mereka datang dari Malaysia, Singapura, Australia, Riyadh, dan juga pasien dari Belanda,” ungkapnya.
Masudin melanjutkan, Fintan Labrujere mengalami gangguan pendengaran sejak lahir. Telinga sebelah kirinya tidak dapat mendengar sama sekali. Sejak itu pula, orang tuanya mengobatkan ke dokter spesialis dan berbagai rumah sakit di Eropa. “Hanya saja, ketulian yang diderita Fintan tak kunjung normal. Terakhir, warga Belanda itu menjalani operasi implant,” tandasnya yang mendapat pengakuan dari keluarga pasien.
Karena tidak ada perubahan setelah operasi, mereka datang ke Ngoro Jombang. Dan setelah menjalani terapi pada saraf telinga kiri,  pasien asal Belanda itu mulai bisa menangkap suara. “Kita kenalkan suara dengan dipanggil namanya dari jarak dekat hingga jarak jauh dengan cara menutup telinga sebelah kanan, bisa mendengar,” pungkas ahli terapi yang pernah penghargaan dari MURI (Museum Rekor Indonesia) sebagai penyembuh tuna rungu tercepat dengan metode totok untuk buka saraf dengar pada Oktober 2013.
Masudin yang mengaku belajar terapi dari seorang professor di Malaysia ini mengatakan, pengobatan yang dilakukan telah terbukti meski sempat mendapat pertentangan dari Dinas Kesehatan. Hal ini dibuktikan dengan membanjirnya pasien yang telah mendaftar. Bahkan, atrean pasien itu menumpuk hingga tahun 2015. [rur]

Keterangan Foto : Warga Belanda menjalani pengobatan dengan terapi, di Jombang.

Tags: