Judul Puisi yang Tak Sanggup Kutuliskan

Oleh :
M.Z. Billal.

Kau;
adalah judul puisi
yang tak sanggup kutuliskan.

begitu indah.
menyembuhkan luka
dan semua kekecewaan dan ratapan.
juga menarikku dari dasar
kegelapan yang benci
kesunyian.

Kau menjelma ruh;
merasuk ke tubuh kata
yang kurebahkan
di ranjang puisi ini.
tempat kita bercinta
sepanjang malam.

aku menyentuhmu
dalam sesal diam
Kau memeluk
tubuhku yang kerdil
tanpa penolakan.

Kau; maha sempurna.
yang tak pernah sanggup
kutulis sebagai judul puisi;
Tuhan.

Kamar Alegori, 2021

Sebuah Ratapan di Dadamu yang Mungil

cahaya bulan separuh jatuh
di jendela kaca; di pinggir dadamu
yang kuyup oleh ratapan.
kegelisahan jadi embun
mengaburkan pandangan.
dan tanpa sadar kau menyeret
awan mendung yang mengambang
di bukit jauh tepat ke hadapanmu.
lalu kau menangis
sejadinya.

apakah malam
bersedia mengandung
anak-anak kesedihan
dari perutku yang telah penuh
menelan rindu dan bayang wajah
orang-orang tersayang?

kau pergi. sudah pergi.
barangkali juga telah mati.
membawa seluruh racauan
dan isak tangis
untuk semua taubat dan keangkuhan
di bawah rinai hujan
yang baru belajar membasahi.

Dan di jurang yang kelam
dalam hatimu, kau berbicara:
“tapi, masihkah aku punya
kesempatan untuk mati
dalam pelukan dan cintamu
yang dalam, Kekasih?”

Kamar Alegori, 2021

Kepada Rembulan Subuh

kepada rembulan subuh. kulepas sebuah harapan.
menerbangkannya seperti anak burung. sampai
menuju kau. dan aku tidak berharap ia kembali.
biar saja ia pergi jauh. mengemas seluruh sisi
langit dalam kepak sayap kecil. atau mungkin ia
akan kesulitan berhadapan dengan angin yang
kurang ramah. ia pasti baik-baik saja.

kepada rembulan subuh. dadaku benar-benar penuh.
kadang aku bersedih lama sekali. seolah terjebak
lingkar waktu dan jadi lebih berat. kemudian aku terbang,
dilepas jauh. sebagai anak burung. merengkuhmu
susah payah meski aku sering ingin pulang. kembali
pada ia yang dadanya kerap hening. aku tidak ingin
menjauh, tapi kau benar-benar sulit digapai.
barangkali ia telah letih patah berkali-kali.

kepada rembulan subuh. kusaksikan kau, harapan
yang menjelma anak burung. penuh perjuangan
untuk sampai kepadaku. ingin kukasihi kau seperti
kekasih. tapi bukankah kau telah mengerti jawaban
sejak kau dilepas olehnya. pemilik dada yang hening itu.
aku tidak bisa merengkuhmu ke dalam pelukanku.
sebab aku hanyalah rembulan subuh. satu jam dari
sekarang, aku akan pergi. tenggelam. tidak mampu
mengingat apa-apa lagi meski esok kita akan berjumpa lagi.

Kamar Alegori, 2020

Hikayat Senja

kutitipkan sejumput kisah
pada putik bunga-bunga
sebelum menutup dan gugur kelopaknya
agar esok ia menjadi buah yang sehat
berteman dengan kumbang
yang gemar bersenandika
tanpa takut usia
kelak menjemput nyanyiannya

Kamar Alegori, 2021

Sepanjang Tahun

sepanjang tahun
waktu mencipta kisah
virtual rindu

malam pun jatuh
di hadapan puisi
ratap dan tawa

siang yang sibuk
wajah kita bertopeng
pelindung diri

memeluk bulan
sepotong hati lirih
laksana pungguk

hujan berderai
lemari pun dibuka
kangen sekolah

api menyala
hati mekar bak bunga
bulan berganti

angin berembus
memecah hening malam
mengunggah doa

Kamar Alegori, 2021

Tentang Penulis:
M.Z. Billal.
Lahir di Lirik, Indragiri Hulu, Riau.Menulis cerpen, cerita anak, dan puisi. Karyanya termakhtub dalam kumpulan puisi Bandara dan Laba-laba (2019, Dinas Kebudayaan Provinsi Bali), Antologi Rantau Komunitas Negeri Poci (2020)Membaca Asap (2019), Antologi Cerpen Pasir Mencetak Jejak dan Biarlah Ombak Menghapusnya (2019) dan telah tersebar di berbagai media.

———- *** ———–

Tags: