Juli 2016, NTN Jatim Naik 1,11 Persen

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Juli 2016 Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jatim naik sebesar 1,11 persen dari 112,68 pada bulan Juni 2016 menjadi 113,93 pada bulan Juli 2016. Kenaikan NTN ini disebabkan karena indeks harga yang diterima nelayan mengalami kenaikan sebesar 1,93 persen. Sementaraindeks harga yang dibayar nelayan hanya mengalami kenaikan 0,81 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Teguh Pramono mengatakan, komoditas yang mendorong kenaikan NTN pada Juli 2016 yakni naiknya harga  ikan cakalang, ikan tengiri, ikanlayang, ikan kuniran, ikan teri, ikan swanggi, ikan tongkol, rajungan, ikan lemuru, dan ikan bawal.
“Sementara komoditas utama yang mengalami penurunan terbesar indeks harga yang diterima nelayan adalah ikan peperek, ikangulamah, ikan gerot-gerot, kerang, ikan tuna,ikan golok-golok, gurita, ikan lidah, teripang, dan remis,” paparnya.
Sedangkan untuk komoditas utama yang mengalami kenaikan terbesar indeks harga yang dibayar nelayanadalah cabai rawit, bawang merah, tomat sayur, es batu, bawang putih, gula pasir, cabai merah, kentang, beras, dandaging sapi.
Sementara komoditas utama yang mengalami penurunan terbesar indeks harga yang dibayar nelayanadalah telur ayam ras, terung, sawi, semangka, kayu bakar, semen, minyak goreng, piring makan, rok terusan, danbiaya pulsa ponsel prabayar.
Perkembangan NTN pada Juli 2016 terhadap Desember 2015 (tahun kalender Juni 2016) mengalami kenaikan8,60 persen. Adapun perkembangan NTN pada Juli 2016 terhadap Juli 2015 (year-on-year Juli 2016) mengalamikenaikan 4,73 persen.
Dari enam provinsi di Pulau Jawa yang melakukan penghitungan NTN pada bulan Juli 2016, tiga provinsimengalami kenaikan NTN, sementara tiga provinsi lainnya mengalami penurunan NTN. Kenaikan NTN tertinggi terjadidi Provinsi D.I. Yogyakarta yakni sebesar 1,20 persen, diikuti Provinsi Jawa Barat 1,17 persen, dan Provinsi Jatimsebesar 1,11 persen.
Adapun provinsi yang mengalami penurunan NTN tertinggi adalah Provinsi Jawa Tengah yang mengalamipenurunan  0,72 persen, diikuti Provinsi DKI Jakarta sebesar 0,23 persen, dan Provinsi Banten 0,09 persen. [rac]

Rate this article!
Tags: