Jumlah Vaksin AI Diperkirakan Berkurang

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Jika tahun lalu anggaran untuk vaksin AI (avian influenza) atau akrab dikenal flu burung untuk unggas mengalami penurunan. Untuk tahun ini, diperkirakan anggaran untuk pengadaan vaksin AI juga turut berkurang.
Tahun lalu, penurunan anggaran vaksin juga diiringi dengan terjadi kenaikan kasus flu burung yang dialami beberapa daerah. “Memang terjadi penurunan jumlah vaksin pada tahun ini, namun kita berharap ada kerjasama dengan daerah untuk mengantisipasi masalah itu,” kata Kepala Dinas Peternakan Jatim, Ir Rohayati MM.
Anggaran untuk pengadaan vaksin tahun ini diperkirakan hanya melalui APBN dengan kisaran 800 ribu vaksin, sedangkan APBD masih belum diketahui. Tahun 2015 lalu, pengadaan vaksin AI sebesar 2,5 juta vaksin dan bisa menekan kasus AI hingga 10 kasus saja.
Namun, tahun 2016 lalu terjadi penurunan anggaran pengadaan vaksin dan terdapat 1,2 juta vaksin yang  diambilkan dari anggaran APBD dan APBN. Namun terjadi sedikit kenaikan jumlah kasus AI sebesar 18 kasus. Diantaranya di wilayah Probolinggo, Lumajang, Lamongan, Sidoarjo, dan Tuban.
“Namun, berkurangnya vaksin nantinya diharapkan tidak sampai terjadi banyak kasus. Untuk itu kami juga akan melangsungkan imbauan baik Pemkab/kota dan peternak unggas agar penyakit AI bisa ditekan lebih baik lagi,” katanya.
Kewaspadaan terhadap AI juga sebelumnya juga diimbaukan Disnak Jatim, karena pada musim hujan pada umumnya penyakit AI selalu mengintai unggas baik ayam dan itik. Pasalnya, kondisi yang lembah dan curah hujan tinggi serta kurangnya sinar matahari, juga bisa menyebabkan peningkatan AI.
Untuk itu, peternak untuk melakukan langkah preventif atau pencegahan, yaitu melakukan  Bio Security, seperti tidak sembarangan orang dapat masuk ke area kandang, mencuci tangan dan kaki, memakai pakaian khusus dan tidak sembarangan kendaraan dapat masuk. Selain itu,  penyemprotan desinfektan dan vaksin untuk unggas harus dilakukan secara rutin.
Bahkan, masyarakat juga diminta melaporkan jika melihat ada temuan flu burung di daerahnya. Ciri-ciri dari unggas yang terkena flu burung, yaitu leher miring,  jengger berwarna biru, mata biru dan tiba-tiba mati mendadak.
Sementara mengenai langkah-langkah standar yang dilakukan jika terdapat temuan,  pihaknya menurunkan tim reaksi cepat untuk melakukan penanganan pada kasus yang diketahui. Ada beberapa tahapan yang dilakukan, yaitu isolasi dan depopulasi atau menghabiskan populasi yang berada dalam satu kandang. [rac]

Tags: