Jumlah Wisatawan Candi Singosari Naik 70 Persen

Candi Singosari, Desa Candirenggo Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang ramai dikunjungi wisatawan selama libur sekolah.

Candi Singosari, Desa Candirenggo Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang ramai dikunjungi wisatawan selama libur sekolah.

Kab Malang, Bhirawa
Objek wisata di wilayah Kabupaten Malang selama libur sekolah ramai pengunjung. Pengunjung wisata tidak hanya menghabiskan waktu liburan di lokasi wisata pantai dan wisata buatan saja, tapi juga di wisata edukasi yakni situs candi atau sejarah candi. Salah satunya adalah Candi Singosari, di Desa Candirenggo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.
Selama libur sekolah jumlah pengunjung candi tersebut mengalami kenaikan cukup tajam, yakni mencapai 70 persen, dari pada hari biasa. Pengunjung Candi Singosari itu tidak hanya datang dari wilayah Jawa Timur (Jatim) saja, namun juga dari luar pulau Jawa dan mancanegara.
“Rata-rata yang berwisata di Candi Singosari selama libur sekolah ini para pelajar, dari tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Dan jumlah pengunjung yang datang di candi ini sejak pagi sudah banyak yang mengantri untuk masuk ke Candi Singosari,” papar Juru Pelihara Candi Singosari Rahmad Gilang,” Senin (26/12), kepada Bhirawa.
Menurutnya, Candi Singhasari atau sekarang disebut Candi Singosari merupakan candi Hindu-Buddha peninggalan bersejarah Kerajaan Singhasari. Cara pembuatan Candi Singhasari ini dengan sistem menumpuk batu andhesit hingga ketinggian tertentu. Selanjutnya diteruskan dengan mengukir dari atas baru turun ke bawah, dan pembangunannya tidak seperti membangun rumah biasanya saat ini.
Berdasarkan penyebutannya, lanjut Rahmad, Candi Singhasari disebut pada Kitab Negarakertagama pupuh 37 : 7 dan 38:3 serta Prasasti Gajah Mada bertanggal 1351 Masehi (M). Sedangkan di halaman komplek candi merupakan tempat Pendharmaan bagi Raja Singhasari.
“Terakhir Sang Kertanegara, yang mangkat atau meninggal, pada tahun 1292 akibat istana diserang tentara Gelang-Gelang yang dipimpin oleh Jayakatwang. Dan diduga Candi Singhasari ini tidak pernah selesai dibangun,” ungkapnya. Lebih lanjut menurut Rahmad, Candi Singosari ini berdiri di lembah diantara Gunung Tengger dan Gunung Arjuna di ketinggian 512 meter diatas permukaan laut. Dan bangunan candi utama menghadap ke barat, yang luas bangunan candi 196 meter dan tinggi bangunan canci 15 meter. Selain itu, Candi Singosari kaya akan ornamen ukiran, arca, dan relief. Pada ruang utama di dalam candi terdapat lingga dan yoni. Serta juga terdapat pula bilik-bilik antara lain arca Durga yang kini sudah hilang), arca Ganesha, arca Siwa-Guru (Resi Agastya).
“Di Candi Singosari ini juga berdiri arca Prajnaparamita atau dewi kebijaksanaan, yang sekarang ditempatkan di Museum Nasional Indonesia, di Jakarta. Sedangkan arca-arca yang lain berada di Institut Tropika Kerajaan, Leiden, Belanda, kecuali arca Agastya,” terangnya. Karena situs candi itu merupakan peninggalan sejarah, kata Rahmad, sehingga yang datang ke Candi Singosari ini mayoritas pelajar. Dan mereka selain ingin mengetahui secara langsung bentuk candi peninggalan sejarah Kerajaan Singhasari, mereka pun juga menggali sejarah berdirinya Candi Singosari.
Di tempat yang sama, salah satu pengunjung wisata Candi Singosari asal Kota Ujung Pandang, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) Mohamad Asnil mengatakan, dirinya datang ke Candi Singosari ini, yang tak lain untuk belajar mengenai sejarah kerajaan di tanah air, khususnya kerajaan di Pulau Jawa. Karena kesempatan belajar sejarah candi, bisa kami lakukan di saat libur sekolah seperti sekarang ini.
“Candi Singosari ini sangat terkenal di Indonesia, sehingga dirinya bersama sembilan teman dari sekolah yang sama, selain berwisata di Malang juga sekaligus menimbah ilmu terkait dengan sejarah berdirinya candi di Jawa secara langsung kepada juru kunci candi,” kata pelajar SMA kelas X ini. [cyn]

Tags: