Juni, NTN Jatim Naik 1,77 Persen

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jatim bulan Juni 2016 naik sebesar 1,77 persen dari 110,72 pada bulan Mei 2016 menjadi 112,68 pada bulan Juni 2016. Kenaikan NTN ini disebabkan karena indeks harga yang diterima nelayan mengalami kenaikan sebesar 1,96 persen, sementara indeks harga yang dibayar nelayan hanya mengalami kenaikan sebesar 0,19 persen.
“Ada sepuluh komoditas utama yang mengalami kenaikan terbesar indeks harga yang diterima nelayan adalah ikan layang, ikan kuniran, ikan tenggiri, udang, ikan teri, ikan kakap, kepiting laut, ikan tongkol, ikan cakalang, dan cumi-cumi,” kata Kepala BPS Jatim, Teguh Pramono.
Dijelaskan juga, ada sepuluh komoditas utama yang mengalami penurunan terbesar indeks harga yang diterima nelayan adalah ikan swanggi, ikan kembung, ikan lemuru, ikan layur, ikan kerapu, ikan mas, ikan gulamah, ikan beloso, ikan biji nangka, dan ikan ekor kuning.
Selain itu, terdapat sepuluh komoditas utama yang mengalami kenaikan terbesar indeks harga yang dibayar nelayan adalah gula pasir, ikan pindang tongkol, telur ayam ras, beras, rokok kretek, ikan cakalang, daging sapi, pisang, ikan mujair, dan salak.
Sementara sepuluh komoditas utama yang mengalami penurunan terbesar indeks harga yang dibayar nelayan adalah bawang merah, cabai rawit, bawang putih, cabai merah, tomat sayur, kacang panjang, biaya listrik PLN golongan 1, lada/merica, gado-gado, dan nangka muda.
Dikatakannya, perkembangan NTN bulan Juni 2016 terhadap bulan Desember 2015 (tahun kalender Juni 2016) mengalami kenaikan sebesar 7,40 persen. Adapun perkembangan NTN bulan Juni 2016 terhadap bulan Juni 2015 (year-on-year Juni 2016) mengalami kenaikan sebesar 4,80 persen.
Dari enam provinsi di Pulau Jawa yang melakukan penghitungan NTN pada bulan Juni 2016, tiga provinsi mengalami kenaikan NTN sementara tiga provinsi lainnya mengalami penurunan NTN.
Kenaikan NTN tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Tengah yang mengalami kenaikan sebesar 2,02 persen diikuti Provinsi Jatim sebesar 1,77 persen dan Provinsi Jawa Barat sebesar 1,21 persen.
Adapun provinsi yang mengalami penurunan NTN tertinggi adalah Provinsi Banten yang mengalami penurunan sebesar 0,79 persen diikuti Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebesar 0,32 persen dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 0,06 persen. [rac]

Rate this article!
Tags: