Kab.Probolinggo Siap Hadapi Banjir-Longsor

Bupati Probolinggo Tantriana Sari dalam gelar waspada bencana alam.

Bupati Probolinggo Tantriana Sari dalam gelar waspada bencana alam.

Probolinggo, Bhirawa
Apel siaga bencana banjir dan tanah longsor digelar di Mapolres Probolinggo. Untuk memastikan kesiapan tim penanggulangan bencana, Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari, langsung mengecek kesiapan tim dan perlengkapan kebencanaan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah(BPBD) Kabupaten Probolinggo melakukan sinergitas dengan TNI, Polri , Satker, ormas serta pihak terkait lainnya untuk menghadapi bencana alam banjir, tanah longsor, angin puting beliung dan gelombang rob di 18 kecamatan se wilayah Kabupaten Probolinggo.
Hal ini diungkapkan  Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari, Kamis (18/2). “Selain itu pula kami membagikan sembako kepada daerah terdampak Bromo. Terkait ancaman bencana banjir dan tanah longsor tim siaga bencana sudah siap,” tandas Tantri.
Bupati didampingi Kepala BPBD Kabupaten Probolinggo, Dwijoko Nurjayadi mengatakan, kesiapan tim penanggulangan bencana banjir dan longsor dinyatakan siap. “Tadi kami langsung menggelar rapat koordinasi dengan Polres, Kodim 0820, Satker Pemkab Probolinggo . Ada 18 titik rawan bencana banjir dan tanah longsor yang kami amati terus,” terang dia.
Untuk mensosialisikan wilayah rawan pihaknya telah meminta Camat untuk melaporkan setiap kesempatan ketika hujan melebihi 1 jam. “Kalau sudah hujan lebih 1 jam kami minta warga sekitar titik rawan untuk waspada. Sementara sewaktu-waktu ada bencana tim akan bergerak cepat ke lokasi,” katanya.
Wilayah rawan bencana banjir sesuai maping BPBD di antaranya Kecamatan Tongas, Suberasih, Gending,Besuk, Kraksaan dan Pakuniran. Untuk wilayah rawan longsor meliputi kecamatan Sukapura, Sumber, Tiris, Krucil, Lumbang, Bantaran, Gading, Kuripan dan Pakuniran
Menyikapi kedatangan musim hujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo memetakan daerah rawan bencana. Pasalnya di musim penghujan, Kabupaten Probolinggo masuk dalam daerah rawan banjir, longsor, angin puting beliung dan abrasi.
Sebelumnya kami sudah melakukan pemetaan terhadap beberapa daerah rawan banjir, longsor dan abrasi agar lebih mudah dalam melakukan penanganan ketika bencana tersebut terjadi. Kami telah mengkoordinasikan seluruh relawan bersiap dan bersiaga,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Probolinggo Dwijoko Nurjayadi.
Daerah rawan bencana  dibagi menjadi tiga kategori sesuai dengan kepadatan penduduk. “Untuk penduduk di atas 1.000 KK masuk tinggi, kisaran 500 hingga 1.000 KK masuk menengah dan di bawah 500 KK masuk rendah,” jelasnya.
Daerah yang masuk rawan banjir meliputi beberapa desa di Kecamatan Besuk, Gading, Paiton, Pakuniran, Dringu, Gending, Kraksaan, Sumberasih, Tongas, Krejengan, Leces, Banyuanyar.
Daerah tanah longsor meliputi beberapa desa di Kecamatan Gading, Kotaanyar, Krucil, Bantaran, Banyuanyar, Lumbang, Maron, Paiton, Pakuniran, Besuk, Dringu, Tongas dan Wonomerto. Sementara daerah rawan abrasi meliputi beberapa desa di Kecamatan Sumberasih, Gending, Dringu, Pajarakan, Paiton, Kraksaan dan Tongas.
“Dari hasil pemetaan ini kami bisa memberikan sosialisasi kepada masyarakat yang berada di daerah rawan bencana agar senantiasa hati-hati, terutama pada saat intensitas hujan tinggi seperti saat ini,” terangnya.
Dengan adanya pemetaan daerah rawan bencana ini agar nantinya relawan dari berbagai organisasi dapat melakukan antisipasi dengan baik dan melakukan penanganan dini dengan cepat. “Mudah-mudahan pemetaan daerah rawan bencana ini membantu relawan dan instansi terkait dalam melakukan antisipasi dan penanganan bencana,” harapnya.
Kapolres Probolinggo AKBP Iwan Setyawan mengatakan pelaksanaan kewaspadaan bencana alam dilakukan sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Bupati Probolinggo No.360/1603/426.12/2015 tertanggal 16 Nopember 2015 Tentang Penetapan Status Keadaan Darurat Banjir, Tanah Longsor dan Puting Beliung di wilayah Kabupaten Probolinggo.
Menurut Kapolres, sesuai prakiraan cuaca BMKG Juanda Surabaya, dimana bulan Februari sampai dengan Maret ini diperkirakan terjadi puncak curah hujan tertinggi dan berpotensi banjir sangat besar, tambahnya. [wap]

Tags: