Kab.Sidoarjo Dinilai Kurang Proaktif Naikkan APBN

APBNSidoarjo, Bhirawa
Pemkab Sidoarjo sebenarnya mempunyai banyak jalan untuk merealisasi proyek dengan anggaran besar bersumber dari APBN. Bila hanya mengandalkan anggaran APBN maka pembangunan yang dirasakan masyarakat tak bisa optimal.
Proyek besar yang dibutuhkan itu diantaranya Jembatan Layang Tangulangin, pelebaran Jl Kletek, Jl Layang Gedangan, Bunderan Aloha, normaliasi tiga sungai besar seperti Buntung, Kalialo, Ketapang. Malah ini sudah lama menjadi wacana, namun sejauh in wacana tinggal wacana.
Sebab tak ada pergerakan. Malah Jl Layang Taman Pinang ke selatan untuk jalan tembus lingkar barat, gagal diperoleh karena respon Pemkab Sidoarjo tidak cepat. Padahal Pemkab sudah membebaskan lahan untuk kaki jembatan layang di sana.
Anggota DPR RI, H Sungkono, usai mengikuti penyambutan Bupati dan Wakil Bupati Sidoarjo di Pendopo Kab Sidoarjo, kemarin mengatakan, seharusnya Pemkab Sidoarjo memanfaatkan posisi anggota DPR yang berasal dari Dapil Sidoarjo yang memiliki ikatan emosional kuat. Dirinya sebagai anggota Banggar DPR RI, juga siap membantu menyodok anggaran APBN untuk membangun infrastruktur Sidoarjo. Tetapi inisiatifnya harus datang dari Pemkab Sidoarjo.
Sungkono meminta, SKPD Sidoarjo proaktif melakukan pendekatan dengan membawa program yang memang sangat dibutuhkan masyarakat. Sungkono sangat menolak untuk proaktif karena tidak mau bila dituduh sebagai calo proyek. ”Saya tidak mau dicap sebagai calo proyek,” ujarnya.
Karena niat baik belum tentu dianggap baik, Sungkono menyatakan juga harus menjaga diri. Tetapi kalau Pemkab proaktif, dirinya berjanji akan memperjuangkan melalui Banggar DPR RI. Sejauh ini, ia melihat pembangunan infrastruktur Sidoarjo berjalan sangat lambat. Pembangunan jalan layang yang lama dinantikan seperti perempatan Gedangan, Jl Layang Kletek, pembangunan dam-dam penampung air hujan dan masih banyak.
Persoalan yang muncul bukan hanya kemacetan jalan raya, tetapi banjir di kala musim hujan. Sebagai warga Tanggulangin, Sungkono memahami pederitaan masyarakat yang disebabkan banjir.
Menurut Sungkono, dibutuhan anggaran besar untuk mengelola banjir, bukan sekadar mengeruk sungai tetapi juga membangun dam penampungan di lahan yang sekitarnya menjadi langganan banjir. Lahannya menggunakan milik daerah, sedangkan dananya bisa diambilkan APBN. Memang menyedot anggaran super besar, jadi perlu sekali Pemkab berinisiatif memanfaatkan dana APBN untuk membangun Sidoarjo.
Menurut Sungkono, bencana banjir Sidoarjo tidak hanya dirasakan Sdoarjo saja tetapi juga berdampak pada daerah lain,misalnya putusnya hubungan kereta api barat-timur akibat banjir menutup rel di Porong. [hds]

Tags: