Indra Atmawidjaya: Dalam Dunia Wisata Kawasan Adat Bernilai Jual Mahal

Jakarta, Bhirawa.
Di era milenial dengan digitalisasi yang masif ini, kawasan Adat atau dusun Adat, memiliki nilai jual yang mahal. Sebab kaum milenial dewasa ini gantung pada wisata alami dan budaya asli. Karena mereka sudah jenuh dan penat dengan dunia modern digitalisasi yang berkejaran dengan waktu.

“Menyetarakan desa Adat Baduy Dalam, di Serang-Banten dengan desa-desa lain di luar kawasan Baduy, Kemen PUPR telah membangun 4 buah jembatan gantung, dari bambu Betung (Ori). Ke 4 jembatan bambu seharga Rp74 juta (kurang dari Rp20 juta per buah), Wakil yang sedang dibangun itu atas permintaan masyarakat Baduy Dalam sendiri,” ungkap Kabiro humas KemenPUPR Indra Atmawidjaya didampingi Kabag Humas Maretha dalam silaturahmi dengan Wartawan PUPR, Minggu (22 /11). Hadir dalam silaturahmi seusai presstour reproduksi Banten Wida Nurfaida, Kepala Badan BPJN-Banten.

Menurut Indra Atmawidjaya, kawasan Baduy Dalam sebenarnya bernilai jual tinggi dalam dunia wisata. Namun untuk sementara ini, kawasan Baduy Dalam belum berminat menjual keunikan kawasannya dalam pariwisata. Ke 4 jembatan bambu yang dibuat sesuai dengan Adat Baduy, hanya diikat dengan tali ijuk, tidak boleh memakai besi, paku maupun semen.

“Penebangan bambu dan awal dimulainya pembangunan jembatan, harus melewati acara ritual dulu. Namun di kawasan Baduy Luar, jembatan bisa dibangun dengan material pada umumnya, besi, paku dan semen,”tambah Indra.

Menyinggung masalah tugas KemenPUPR pada Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), pembangunan infrastruktur dari APBN senilai Rp87 triliun yang progres atau capainnya sudah 75%. Menandakan, ditengah pandemi Covid-19 ini, ekonomi terus bergulir. Bahkan infrastruktur, telah mempengaruhi Pendapatan Domestik Bruto (PDB) hingga 13% sampai 15%.

Disektor peningkatan ketahanan pangan, KemnPUPR telah membangun 4 Bendungan baru, antara lain di Pacitan-Jawa Timur. Kenapa Bendungan baru yang dibangun ? Sebab, kata Indra, keperluan utama ketahanan pangan adalah ketersediaan air. Maka Bendungan perlu diperbanyak.

Sementara untuk membuka lapangan kerja guna membantu daya beli masyarakat yang terimbas pandemi Covid-19. KemenPUPR membangun 6 ruas jalan Tol di Jabodetabek, dengan sistem proyek Padat Karya Tunai. Ke enam jalan tol Jabodetabek itu senilai Rp13,4 triliun.

Sebelumnya, Kepala BPJN Ditjen Bina Marga KemenPUPR Banten Wida Nurfaida, menjelaskan. Atas usulan Komisi V DPR RI. Telah dibangun jembatan gantung senilai Rp2,6 miliar didesa Mekar Baru-Serang-Banten. Pembangunan dimulai pada 11 September 2020 akan rampung 20 Desember 2020 atau sekitar 3 bulan.

“Jembatan gantung ini nantinya hanya digunakan untuk kendaraan roda dua atau roda tiga. Mobil apalagi truk dilarang lewat, karena kekuatan jembatan gantung ini terbatas maksimal hanya 3 ton,” ungkap Wida. [ira]

Tags: