Kabulog Akui Kecolongan Ratusan Beras Tak Bertuan

Kodim 0812 Lamongan bergerak cepat mengadakan komunikasi dengan beberapa pihak dan memanggil Bapak Efdal (Kabulog Sub Driver Bojonegoro),Sigit Puji (Kadis Ketahanan Pangan Lamongan) serta Perwakilan KUPT Kab. Lamongan Pertanian Dan Perwakilan dari Dinas Pertanian Ernawan ,dalam satu meja di rumah makan Aqila (Alimun Hakim/Bhirawa). [alimun hakim/bhirawa]

Kodim 0812 Lamongan bergerak cepat mengadakan komunikasi dengan beberapa pihak dan memanggil Bapak Efdal (Kabulog Sub Driver Bojonegoro),Sigit Puji (Kadis Ketahanan Pangan Lamongan) serta Perwakilan KUPT Kab. Lamongan Pertanian Dan Perwakilan dari Dinas Pertanian Ernawan ,dalam satu meja di rumah makan Aqila (Alimun Hakim/Bhirawa).

Lamongan,Bhirawa
Keberadaan ratusan ton beras yang tak beridentitas ramai diperbincangkan dan  masih menyimpan misteri tersendiri siapakah yang sebenarnya sengaja melakukan hal itu? Padahal dalam perjanjian atau SOP jelas disebutkan, bahwa stempel mitra (identitas, red) harus disebutkan. Jika ini terus dibiarkan tanpa ada pengawasan aturan, maka akan menjadi peluang para mitra untuk lepas tanggungjawab ketika ditemukan beras dalam kondisi jelek selama disimpan di gudang.
Atas terungkapnya ratusan ton beras yang tidak ada identitas itu membuat pihak Kodim 0812 Lamongan bergerak cepat mengadakan komunikasi dengan beberapa pihak dan memanggil Bapak Efdal (Kabulog Sub Driver Bojonegoro),Sigit Puji (Kadis Ketahanan Pangan Lamongan) serta Perwakilan KUPT Kab. Lamongan Pertanian Dan Perwakilan dari Dinas Pertanian Ernawan ,dalam satu meja di rumah makan Aqila Jl.Raya Lamongan-Gresok No.1,Kamis (14/4).
Kepala Bulog kepada Bhirawa Kamis (14/4)   Dishub Bojonegoro tidak membantah adanya temuan bulog yang tak beridentiras tersebut,Pihaknya membenarkan jika ada ratusan ton beras yang tak beridentitas di Gudang Bilog Sukorejo Lamongan.
“Memang benar ada beras yang tak beridentitas masuk di Gudang Bulog.”Katanya singkat
Sementara itu Dandim 0812 Lamongan Jamez Ratu Edo berterimakasih atas pengawasan yang dilakukan oleh beberapa pihak,atas temuan itu dilapangan merupakan hal yang baik unuk meningkatkan kinerja kedepan agar lebih baik.
“Terimakasih kepada semua pihak dengan adanya masukan dan temuan di lapangan ini adalah koreksi untuk semuanya.Baik Bulog maupun pihak – pihak yang mendampingi,mengawasi.Sehingga kedepan harus lebih dibenahi”Ungkapnya usai acara kegiatan Komunikasi Sosial ( komsos ) dengan komponen masyarakat.
Seperti diketahui,Ratusan ton beras hasil penyerapan Bulog dari petani, mitra dan Satgas yang saat ini tersimpan di Gudang Bulog Sukorejo Lamongan ternyata tidak semuanya berstempel atau beridentitas dari mana beras tersebut diproduksi. Namun anehnya meski melanggar Standart Operasional Pelaksanaan (SOP), pihak Bulog tetap saja meloloskan beras tidak bertuan ini.
Pelolosan beras tidak bertuan ini dicurigai adanya oknum yang berkepentingan dengan disinyalir adanya kongkalikong antara penyedia beras dengan Bulog, yang ujung-ujungnya mengambil keuntungan dengan tidak adanya tulisan stempel tersebut, karena tulisan produksi dari penyedia beras sejatinya sudah dianggarkan oleh Bulog.
Sebelumnya disampaikan oleh salah seorang sumber yang enggan disebutkan namanya, mengatakan, dari hasil informasi yang didapat, setidaknya lebih dari 50 persen beras yang sudah dikemas 15 kg/ karungnya tersebut tidak bertuan, karena tidak menyebutkan nama atau UD atau PT dari penyedia beras.
Tentu hal ini bias berdampak pada masyarakat saat nanti  ada komplain beras buruk, pihak Bulog akan kesulitan untuk mengecek dan melacaknya.
“Sebenarnya Bulog harus tegas dan tetap beracuan pada aturan, bukan malah meloloskan beras yang tidak ada identitas produksinya,”ungkap sumber ini.
Praktik seperti ini tambah dia, seolah ada unsur kesengajaan dari para mitra atau satgas untuk menghindari tanggungjawab kualitas beras jika selama disimpan di gudang mengalami perubahan atau penurunan kualitas. Dengan begitu petugas Bulog akan kesulitan melacak siapa pemasoknya (mitranya, red).
Jika ini terus dibiarkan tanpa ada pengetatan, maka akan menjadi peluang para mitra untuk lepas tanggungjawab ketika ditemukan beras dalam kondisi jelek selama disimpan di gudang.
Jelas petugas Bulog kesulitan melacaknya, karena ada ribuan ton tumpukan beras yang dipasok dari mitra maupun satgas. Jika sudah tertuang dalam SOP, dan tidak ditulis identitas dalam kantung itu, maka Bulog punya kewajiban untuk menolaknya.
Senada dengan hal itu,Agus Mada Kepala Gudang Bulog Sukorejo Lamongan  tidak menampik ditemukan beras yang tidak berstempel, namun tidak banyak. Munculnya itu mungkin karena mitra mengejar waktu sehingga tidak sempat menstempel kantungnya.
“Kadang – kadang di tempat penggilingan tidak ada waktu dan buru-buru distor ke Bulog,”ungkap Agus Mada, sambil menegaskan pihaknya akan memperbaiki kendala yang ada, yakni persolan stempel pada kantong beras dari penyedia beras. [yit/Mb9]

Tags: