Bupati Blitar Drs H Rijanto, MM saat menghadiri dan membuka Rapat Koordinasi Daerah Penanggulangan Bencana Kabupaten Blitar Tahun 2017.
Kabupaten Blitar, Bhirawa.
Sebagai salah satu daerah yang potensi terjadinya bencana, Pemerintah Kabupaten Blitar siapkan Kabupaten Tangguh Bencana.
Kabupaten Blitar memiliki beberapa potensi bencana alam seperti bencana kebakaran, bencana banjir, longsor, bencana angin puting beliung, bencana gempa dan tsunami serta bencana erupsi gunung Kelud.
Hal inilah yang mendasari diadakannya kegiatan Rapat Koordinasi Daerah Penanggulangan Bencana Kabupaten Blitar Tahun 2017. Kegiatan yang bertempat di Wisata Edukasi Kampung Coklat ini beberapa waktu lalu dibuka langsung oleh Bupati Blitar, Drs. H. Rijanto, MM yang didampingi Anggota Forpimda Kabupaten Blitar pada, Selasa (14/3).
Pada kegiatan yang berlangsung sehari ini menghadirkan narasumber antara lain, Dr. Ir. Surono, DEA, Tenaga Ahli Kebencanaan Kementrian ESDM RI, juga dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Kepala BPBD Provinsi Jawa Timur serta beberapa Kepala Pelaksana BPBD di sekitar wilayah Kabupaten Blitar.
Dalam sambutannya Bupati Blitar, Drs. H. Rijanto, MM. menyampaikan bahwa Kabupaten Blitar memiliki potensi bencana yang cukup tinggi. Ini dibuktikan dengan Kabupaten Blitar yang menempati urutan resiko bencana ke-35 dari 496 Kabupaten/Kota di Indonesia.
“Salah satu Bencana yang dapat dikatakan bencana rutin yang melanda Kabupaten Blitar adalah erupsi Gunung Kelud,” kata Drs. H Rijanto, MM.
Lanjut Rijanto, bencana ini merupakan bencana yang dapat terjadi sewaktu-waktu sehingga membutuhkan kewaspadaan dari semua elemen tanggap bencana Kabupaten Blitar.
“Sudah selayaknya kekompakan dan kebersamaan elemen tanggap bencana Kabupaten Blitar yang telah teruji pada Tahun 2014, dapat dipertahankan dan ditingkatkan,” jelasnya. Sedangkan elemen tanggap bencana yang terdiri atas Pemerintah Daerah, Kepolisian, TNI, Rapi, Orari, PMI, Pramuka, Komunitas Relawan, dan yang lain menurutnya harus tetap bersinergi agar Kabupaten Blitar menjadi tangguh bencana.
“Dengan kekompakan semua elemen tanggap bencana ini hampir setiap kejadian bencana di Kabupaten Blitar selama ini bisa segera tertangani, untuk saya mengucapkan banyak terima kasih dan termasuk masyarakat yang juga aktif membantu selama ini,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Tenaga Ahli Kebencanaan Kementrian ESDM RI, Dr. Ir. Surono, DEA. Dia mengungkapkan, potensi bencana di Kabupaten Blitar tergolong tinggi. Namun hal itu ternyata dapat disikapi dengan responsive oleh segenap elemen tanggap bencana Kabupaten Blitar. Doktor lulusan Savoie University, Chambery, Prancis yang kerap disapa Mbah Rono ini sangat mengapresiasi kesiapan Kabupaten Blitar dalam penanganan erupsi Gunung Kelud 2014. Karena kesiapsiagaan, korban erupsi Kelud dapat diminimalisir.
Pria kelahiran Cilacap ini juga berpesan, agar seluruh wilayah di sekitar Gunung Kelud bahu-membahu dalam penanganan pasca erupsi.
“Selain itu, masyarakat sekitar Kelud juga harus mampu mencintai Gunung Kelud ,karena semua kesuburan tanah merupakan hikmah dibalik erupsi Gunung Kelud,” terangnya.
Ketua Pelaksana BPBD Kabupaten Blitar, Heru Irawan menyampaikan, Rapat Koordiansi Daerah Penanggulangan Bencana ini merupakan kegiatan yang wajib ada. Menurutnya minimal sekali dalam setahun atau jika diperlukan.
“Kegiatan ini diharapkan sinergitas elemen tanggap bencana Kabupaten Blitar dapat dipertahankan dan terus ditingkatkan,” kata Heru.
Dalam kesempatan itu, Heru Irawan juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh undangan yang hadir, harapannya Kabupaten Blitar dapat menjadi Kabupaten Tangguh Bencana. [htn.adv]
