Kabupaten Probolinggo Kekurangan Bidan

Puluhan bidan desa dapat pembinaan dan dinkes tentang peningkatan pelayanan.

Puluhan bidan desa dapat pembinaan dan dinkes tentang peningkatan pelayanan.

Kab.Probolinggo, Bhirawa
Upaya pemerataan tenaga medis di Kabupaten Probolinggo hingga saat ini belum berjalan maksimal. Setidaknya masih ada enam dari total 325 desa yang ada di Kabupaten Probolinggo, belum memiliki bidan desa (Bides).
Berdasarkan data yang disampaikan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kab Probolinggo, yang di dalamnya disampaikan, jumlah tenaga bidan yang ada saat ini berjumlah sekitar 316 orang. Rinciannya, yakni 146 orang bidan desa berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), 126 orang bidan PTT, dan 44 orang bidan honorer daerah yang tersebar di 319 desa. “Itu berarti masih ada enam desa yang masih kosong tenaga bidannya,” hal ini diungkapkan Sekretaris Dinkes Kab Probolinggo, Sentot Dwi Hendriyono, Rabu (3/8).
Enam desa tersebut adalah Desa Ngadisari, Kec Sukapura, Desa Karangrejo Kec Kuripan, Desa Gunungbekel Kec Tegalsiwalan, Desa Andungbiru Kec Tiris, dan Desa Roto Kec Krucil. Di enam desa tersebut hingga saat ini masih mengalami kekosongan bidan. Baik itu bidan desa PNS, bidan PTT maupun bidan honorer. Kekosongan tersebut akibat keterbatasan SDM yang dimiliki Dinkes, sejak adanya pembatasan perekrutan tenaga medis oleh pemerintah daerah, beberapa waktu lalu.  “Sehingga terjadinya kekosongan bidan di enam desa tersebut bisa terjadi,” ujarnya.
Namun bukan tanpa usaha, Dinkes telah berupaya maksimal dengan mengajukan tenaga medis untuk ditempatkan di enam desa tersebut. Namun hingga saat ini belum ada kejelasan kapan tenaga bidan di enam desa tersebut bisa segera terpenuhi. “Kami sudah ajukan ke BKD, Namun hingga saat ini pun kami belum mendapatkan kepastian kapan dipenuhinya pengangkatan bidan desa di enam desa tersebut,” kata Sentot.
Desa Andungbiru, Kec Tiris, ketiadaan tenaga bidan di desa tersebut telah menimbulkan permasalahan cukup serius, sangat penting peran bidan di desanya. “Sampai-sampai ketika ada warga desa yang sakit atau pun akan melahirkan, harus dibawa ke PKM Ranugedang yang letaknya tidak dekat, di desa sebelah” tandasnya.
Ia pun berharap kekosongan bidan di desanya segera terisi. Tentu saja agar masalah penyediaan layanan kesehatan dan juga ibu melahirkan dapat ditangani secara medis. “Dengan akses jalan tergolong sulit dan jarak tempuh yang jauh dari desa yang memiliki fasilitas lengkap, membuat warga kesulitan saat menderita penyakit mendadak. Terutama pada saat malam hari,” paparnya.
Sebagai upaya percepatan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Probolinggo, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo menggelar acara lokakarya peningkatan kompetensi  bidan desa. Pembinaan bidan desa yang digelar sebagai upaya untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Probolinggo ini diikuti oleh 40 bidan desa se Kabupaten Probolinggo.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo Endang Astuti melalui Kepala Bidang Kesehatan Keluarga dan Gizi Ari Suciati berharap kepada seluruh bidan desa untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dimilikinya sehingga mampu memberikan pelayanan prima dan peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakat.
“Seorang bidan desa harus senantiasa berperilaku baik dan menarik kepercayaan masyarakat. Sehingga keberadaannya bisa diterima dengan baik oleh masyarakat. Terlebih saat ini seiring dengan perkembangan zaman, tuntutan masyarakat adalah mutu dan kualitas pelayanan,” ujar Ari Suciati.
Di samping itu tegas Ari Suciati, dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat bidan desa harus pula memaksimalkan sarana dan prasarana yang ada, sehingga tidak sampai menimbulkan persoalan. Apalagi selama ini kebanyakan bidan desa menumpang di balai desa atau rumah kepala desa. Meskipun ada sebagian juga yang menempati rumah sendiri.
“Bidan desa harus memberikan pemahaman kepada masyarakat bagaimana caranya untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini harus dilakukan sebagai upaya untuk mendukung program percepatan peningkatan IPM Kabupaten Probolinggo. Oleh karena itu, bidan desa harus banyak belajar untuk mengembangkan pengetahuannya,” tambah Ari Suciati. [wap]

Tags: