Kabupaten Sidoarjo Kekurangan Rumah Potong Hewan

RPH Krian hanya satu-satunya di wilayah Sidoarjo. [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Minimnya Rumah Potong Hewan (RPH) yang ada di wilayah Sidoarjo, diduga banyak jagal yang melakukan pemotongan secara liar. Jumlah RPH yang resmi hanya di RPH Krian dan RPH di Puspa Agro milik Propinsi Jawa Timur. Sehingga, diduga para jagal banyak melakukan penyembelihan di luar tempat tersebut.
Kabid Peternakan Dinas Pangan dan Pertanian Bambang Erwanto mengatakan, sejak RPH di Taman ditutup, pemotongan hewan di Sidoarjo hanya dilakukan di RPH Krian. RPH di Puspa Agro milik Pemprov Jawa Timur, yang dibangun tidak banyak digunakan oleh pemilik hewan di Sidoarjo.
Sementara di RPH Krian, rata-rata setiap hari menyembelih sekitar 80-90 sapi per hari. Bahkan pada hari-hari tertentu, hari besar, jelang lebaran bisa mencapai di atas 100 ekor. “Dengan kondisi seperti ini, wilayah Sidoarjo memang butuh tambahan RPH lagi,” katanya.
Saat ini, pihaknya sudah berkoordinasi dengan peternak-peternak di sejumlah desa, agar bekerjasama memantau jagal dan RPH liar. Sehingga nantinya akan langsung ada tindakan tegas, dan mereka tidak melakukan tindakan illegal lagi. “Laporan memang ada, tetapi hanya beberapa, diantaranya juga sudah langsung kita tindak. Jadi Sidoarjo ini memang sangat kekurangan RPH,” jelasnya.
Maraknya jagal dan RPH liar di wilayah Sidoarjo juga dikritisi Komisi B DPRD Sidoarjo. Diduga karena minimnya pengawasan, serta RPH yang minim membuat jagal seenaknya melakukan pemotongan hewan di manapun sesukanya.
Anggota Komisi B M Agil Effendi mengatakan, jagal dan RPH liar di Sidoarjo masih banyak. Ada laporan terkait pemotongan hewan secara liar yang meresahkan masyarakat. “Hal itu harus disikapi, karena juga berkaitan dengan kesehatan masyarakat,” katanya.
Politisi Demokrat ini menegaskan, jika tidak ditertibkan dan Pemkab tidak mencarikan solusi, maka jagal dan RPH liar akan semakin marak. Padahal, pemotongan hewan butuh keahlian serta cara yang tepat agar menghasilkan daging yang bermanfaat. “Jika dipotong seenaknya kasihan masyarakat yang makan,” ucapnya.
Menurutnya, RPH liar juga mencemari lingkungan. Kesehatan masyarakat di lingkungan sekitar juga akan berdampak negative, dengan adanya limbah hasil pemotongan hewan tersebut. “Jika RPH dimana-mana maka sangat mengkhawatirkan kesehatan masyarakat,” jelasnya. [ach]

Tags: