Kabupaten Situbondo Gelar BSC ‘Islam Nusantara’

Salah satu peserta Best Situbondo Carnival (BSC) 3 unjuk kebolehan kostum dan dandanan dalam tema Islam Nusantara 2016 di jalan raya RA Kartini depan alun-alun Kota. (sawawi/bhirawa.

Salah satu peserta Best Situbondo Carnival (BSC) 3 unjuk kebolehan kostum dan dandanan dalam tema Islam Nusantara 2016 di jalan raya RA Kartini depan alun-alun Kota. (sawawi/bhirawa.

(Kenalkan Wisata Unggulan)
Situbondo, Bhirawa.
Ribuan mata dari kalangan masyarakat umum bersama pejabat Kota Santri tumpah ruah di sepanjang Jalan RA Kartini, depan alun alun Kota hingga Jalan Diponegoro dan Jalan Pemuda, Minggu siang kemarin (20/11). Ini terjadi seiring pagelaran event Best Situbondo Carnival (BSC) 3 yang digagas Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Situbondo pada akhir tahun 2016 ini. Event yang muaranya untuk memperkenalkan wisata ungulan Situbondo tersebut dibuka langsung Bupati Dadang Wigiarto bersama Wakil Bupati Yoyok Mulyadi berikut kalangan Forkopimda Situbondo.
BSC 3 dengan kemasan menarik dibuka mulai pukul 13.00 dengan dandanan pakaian serba putih oleh para remaja dan pemuda prestasi di Situbondo. Setelah iringan dan alunan lagu khas para penari tersebut unjuk kebolehan dihadapan undangan VIP dan kalangan pejabat teras Situbondo.
Satu per satu peserta kehormatan dari Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, Jember, Lumajang tampil memukau dengan desain baju yang dipakai. Selanjutnya peserta kehormatan menuju jalan Diponegoro hingga finish di Jalan Pemuda. Tak ketinggalan ratusan peserta lokal Situbondo ikut serta menampilkan kelebihan dibagian fashion dan karakternya.
Pengamatan Bhirawa, penampilan perdana Situbondo dimulai dari kalangan peserta SD, SMP, SMA hingga kalangan umum. Tiap peserta BSC 3 banyak menggunakan desain baju yang mengangkat tentang tema Islam Nusantara, sesuai dengan julukan Kota Situbondo sebagai Kota Santri dan Kota Bumi Solawat Nariyah. Pada peragaan BSC tahun 2016 ini, Disparbudpora Kabupaten Situbondo melibatkan sedikitnya 126 peserta dari berbagai tingkatan sekolah hingga kalangan umum.
Kepala Disparbudpora Kabupaten Situbondo mengakui untuk BSC 3tahun 2016 lebih meriah dbandingkan dengan event BSC tahun sebelumnya. Ini karena, kata mantan Camat Besuki itu, pesertanya juga ada dari luar Situbondo meski sedikit dibatasi.
Tulus menambahkan, dalam BSC tahun ini Disparbudpora mengangkat tema anak anak dan kalangan dewasa dengan sub tema ancak agung, ketupat, wayang, kejayaan Islam Melayu dan masa Kerajaan lampau. “Ada 126 peserta dan terbanyak dari Situbondo. Untuk tahun ini kita juga membebaskan peserta dari luar daerah dan ini dibatasi karena dijadwalkan sebelum maghrib harus selesai,” papar Tulus dengan didampingi Kabid Pariwisata dan Kebudayaan, Jupri Setyo Utomo
Tulus menambahkan, BSC 3 tahun 2016 ini banyak menyedot ribuan penonton yang memenuhi sepanjang jalan protokol Kota Situbondo. Ini patut diacungi jempol, kata Tulus, karena prospek wisata Situbondo bakal lebih dikenal luas oleh wisatawan lokal maupun mancanegara kedepan.
“Kami juga melibatkan peserta dari Kakang Embuk (selevel Cak dan Ning) sehingga lebih semarak. Untuk total hadiah kami menyediakan dana sebesar 25 juta dengan melibatkan juri dari JFC Jember, Banyuwangi dan Malang,” ujar Tulus.
Sementara itu Bupati Situbondo Dadang Wigiarto menuturkan, dirinya sebagai pimpinan Pemkab Situbondo sangat mengikuti dinamika para penghobi fashion di Kota Santri dengan event BSC 3 ini. Bupati mengaku sebelumnya sudah memberikan arahan agar event tersebut tidak bertabrakan dengan kultur Situbondo sebagai Kota Santri yang sudah lama dibangun. “Akhirnya kami mendukung dengan tema Islam Nusantara ini karena tema didalamnya seirama dengan image Kota Santri,” terang Bupati Situbondo.
Bupati menambahkan dalam BSC 3 ini juga mengandung motivasi dan suport pengenalan dunia pariwisata dimana Situbondo sudah membangun bersama masyarakat Kota Santri termasuk bidang fashion yang kini sudah menjadi bagian hobi msyarakat Situbondo.
“Kini tiap daerah sudah saling bersaing sesuai dengan karakter masing masing. Untuk Situbondo konsepnya kita sesuaikan dengan ikon Situbondo dan jarang dipakai oleh daerah lain yakni Islam Nusanatara,” ujar Bupati Dadang seraya mengakui tema tersebut cocok dengan image dan karakter Situbondo. [awi]

Tags: