Kacabdin Pendidikan Tegur Kepala SMKN 1 Tulungagung

Arik Eko Lestari bersama Wakasek SMKN 1 Tulungagung memberi penjelasan pada wartawan seusai ditegur Kacabdin Pendidikan Provinsi Jatim Wilayah Tulungagung, Kamis (25/10) siang.

Tulungagung, Bhirawa
Kepala Cabang Dinas (Cabdin) Pendidikan Provinsi Jatim Wilayah Tulungagung, Solikin MPd, menegur Kepala SMKN 1 Tulungagung terkait siswa-siswi kelas X di sekolah tersebut yang belajar tanpa bangku atau lesehan. Ia meminta para siswa-siswi yang lesehan itu segera difasilitasi bangku sat belajar di kelas.
“Sudah kami tegur Kepala SMKN 1 Tulungagung. Harus segera ada bangku bagi siswa yang lesehan,” tandas Solikin di kantornya, Kamis (25/10).
Menurut dia, sudah seharusnya juga ada solusi cepat agar siswa-siswi tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas dengan lesehan. “Kami beri waktu sampai akhir semester ini untuk melengkapi bangku,” tegasnya.
Solikin memaparkan jika memang sekolah kekurangan bangku dan ruang kelas baru bisa saja dengan pengadaan sendiri atau membuat proposal bantuan pada Dinas Pendidikan Provinsi Jatim. “Provinsi pasti akan bantu,” bebernya.
Seperti diberitakan, selama hampir satu semester sebagian siswa kelas X di SMKN 1 Tulungagung terpaksa belajar dengan cara lesehan. Mereka belajar beralaskan tikar karena belum mendapat fasilitas bangku di sekolah tersebut.
Sejumlah siswa-siswi yang belajar tanpa bangku di ruang laboratorium tersebut mengaku tidak nyaman harus belajar sembari lesehan. Mereka merasa konsentrasinya terganggu saat belajar di kelas. “Sehari-hari begini belajarnya. Soalnya belum ada bangkunya,” ujar salah seorang di antaranya, Rabu (24/10).
Menanggapi teguran Solikin, Kepala SMKN 1 Tulungagung, Arik Eko Lestari SPd, pada wartawan, Kamis (25/10) siang, menyatakan SMKN 1 Tulungagung tidak kekurangan bangku. Semua kelas sudah tercukupi bangkunya dan tidak ada siswa yang lesehan saat belajar di kelas.
“Yang difoto teman-teman (wartawan) kemarin itu RPS (Ruang Praktek Siswa). Itu ruang persiapan siswa menuju laboratorium. Jadi bukan kelas. Kalau yang kelas teori jumlahnya 24 kelas sudah berbangku semua,” tuturnya.
Ia mengungkapkan sudah pula melaporkan keadaan SMKN 1 Tulungagung yang sebenarnya pada Dinas Pendidikan Provinsi Jatim. “Kami sudah foto semua kelas dan ruangan yang ada. Dikirim semuanya ke Dinas Provinsi Jatim sebagai laporan,” papar Arik Eko Lestari.
Mantan Kepala SMKN 1 Pagerwojo ini pun menandaskan kegiatan belajar mengajar di SMKN 1 Tulungagung lebih banyak di luar kelas. Bahkan sebagai sekolah kejuruan bidang pertanian, peternakan dan perikanan sudah bekerjasama dengan Perhutani dalam mengembangkan tanaman sengon di Kecamatan Besuki.
“Jadi belajar di luar kelasnya lebih banyak.Siswa SMK itu prakteknya sampai 75 persen. Sedang belajar teori dikelas hanya 25 persen,” paparnya lagi. [wed]

Tags: