Kacabdin Tulungagung Pastikan MPLS Tanpa Kekerasan

Solikin

Tulungagung, Bhirawa
Dugaan praktik kekerasan mental dalam masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) di dua SMAN di Tulungagung dipastikan tidak akan terulang lagi.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jatim Wilayah Tulungagung dan Trenggalek, Solikin SPd MPd, menyatakan sudah melakukan monitoring dan sidak langsung ke sekolah agar kejadian tersebut tidak terulang.
“Kami sudah pastikan saat ini kegiatan MPLS di SMAN 1 Gondang dan SMAN 1 Boyolangu tanpa ada kekerasan. Sekarang sudah kondusif,” ujarnya pada Bhirawa, Kamis (18/7).
Menurut Solikin begitu mendengar kabar adanya dugaan praktik kekerasan di MPLS, dirinya langsung menuju SMAN 1 Gondang dan SMAN 1 Boyolangu.
“Langsung kami tindaklajuti. Kami kumpulkan semua panitia PPDB di sekolah tersebut dan memperingatkan agar jangan sampai terjadi kekerasan dalam MPLS. Apapun bentuknya,” tandasnya.
Bhirawa yang kembali dihubungi orangtua siswa baru SMAN 1 Gondang dan SMAN 1 Boyolangu, Kamis (18/7), membenarkan pernyataan Solikin. Mereka membeberkan, saat ini siswa baru yang mengikuti MPLS di kedua sekolah tersebut sudah dapat tersenyum dan bergembira.
“Sejak dimuat di koran Bhirawa sudah tidak ada kekerasan mental atau verbal yang dilakukan seniornya. Sekarang anaknya (siswa baru) sudah dapat bergembira lagi. Terimakasih Bhirawa,” terang salah seorang di antaranya.
Sebelumnya, Wakasek Kesiswaan SMAN 1 Boyolangu, Muarif, membantah pelaksanaan MPLS di SMAN 1 Boyolangu terjadi kekerasan mental. Menurut dia, setelah dilakukan pengecekan ke panitia MPLS tidak ada yang mengaku telah melakukan kekerasan mental pada siswa baru.
“Laporan setelah dicek ke anak-anak panitia tidak ada itu. Nyentuh anak saja tidak ada,” paparnya melalui telepon seluler.
Sementara itu, terkait kelanjutan MPLS yang sudah hampir selesai, Solikin mengungkapkan akan terus melakukan monitoring kendati pada hari ini, Jumat (19/7) atau besok Sabtu (20/7) berakhir.
“Terus kami pantau. Kami ingin kegiatan MPLS dapat berjalan sesuai aturan sampai berakhirnya MPLS,” terangnya.
Bahkan Solikin sangat merespon positif penyelenggaraan MPLS di SMKN 3 Boyolangu. Pasalnya, di sekolah tersebut siswa baru diikutkan pula kegiatan bela negara pasca-MPLS di Markas Yonif 511 Blitar.
“Kegiatan bela negara ini merupakan kaitan atau renteten dari MPLS dan mendapat respon positif dari orangtua siswa baru. Mereka (orangtua siswa baru) antusias setelah sekolah menyampaikan kegiatan tersebut pada orang tua wali murid. Semua siswa baru ikut dan bagi yang tidak mampu disubsidi oleh sekolah,” tuturnya. [wed]

Tags: