Kader Kesehatan Diminta Fokus dalam Mengawasi Makanan

27-Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jatim, Dr dr Kohar Hari Santoso (tengah) saat memaparkan dihadapan para kader kesehatan di hotel kawasan Jalan Yos Sudarso Surabaya, Kamis (2610) kemarin. [Gegeh Bagus Setiadi/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Mendapat makanan yang aman adalah hak asasi setiap orang. Oleh karenanya, kader kesehatan diminta lebih intens dalam mengawasi makanan yang beredar di kalangan masyarakat. Hal ini disampaikan Kepala Seksi Obat Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes Muhammad Zulfikar dalam pertemuan pembinaan kader kesehatan terhadap keamanan makanan di hotel kawasan Jalan Yos Sudarso Surabaya, Kamis (26/10) kemarin.
Menurut Zulfikar, belum semua orang bisa mendapatkan akses terhadap makanan yang aman. Dari laporan World Health Organization (WHO) sebagian besar penyakit bersumber dari pangan yang dikonsumsi. “Banyak orang tidak sadar. Makanan bisa ada tapi belum tentu aman. Jadi harus hati-hati dalam memilih makanan,” katanya.
Saat ini, lanjut dia, masalah makanan sangat kompleks karena konsumen di Indonesia semakin banyak. Angka kesakitan dan penurunan kualitas hidup akibat konsumsi pangan yang tidak aman juga semakin luas.
“Misalkan, orang usia 50 sudah terkena stroke. Itu artinya kualitas hidupnya sudah mulai menurun. Kalau tidak ditangani dari sekarang, BPJS Kesehatan dan JKN bisa jebol,” terangnya.
Melalui Pemda, kata Zulfikar, pemberdayaan dalam peningkatan dan pengawasan pangan juga diperlukan. Peran kader kesehatan dinilai penting karena perlu diketahui masyarakat secara luas. “Kita harus bangun budaya keamanan pangan dari sekarang,” pungkas dia.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jatim, Dr dr Kohar Hari Santoso menyatakan saat ini penyakit yang paling banyak yaitu penyakit tidak menular. Penyebabnya, pola makan dan pola hidup juga perlu diperhatikan. “Asupan gizi juga perlu diperhatikan. Baik kelebihan dan kekurangan gizi semua itu berisiko,” katanya.
Menurut Dr Kohar, salah satu prasyarat sehat itu adalah asupan gizi. Sebab, kalau kualitas tidak bagus bisa berpengaruh kesehatannya. “Pemberdayaan disini itu bagaimana mereka paham mana makanan sehat. Ketersediaan pangan ini bagaimana jumlah cukup dan kualitas bagus,” jelasnya. Di mana, konsumsi gizi bukan sekadar kenyang tapi juga seimbang. “Tidak boleh kalorinya terlalu tinggi karena bukan pekerja keras,” lanjutnya. [geh]

Tags: