Kader Kesehatan Kabupaten Sidoarjo Waspada Kasus Stunting

Para kader kesehatan di Kabupaten Sidoarjo terus diingatkan agar senantiasa mendampingi ibu hamil. Karena kasus Stunting banyak terjadi. [alikus/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Para kader kesehatan di desa diminta oleh Dinas Kesehatan Kab Sidoarjo supaya perhatian pada kasus stunting. Karena pada tahun 2020 ini, ada 20 desa yang dianggap waspada kasus stunting ini. Data dari Dinas Kesehatan Kab Sidoarjo, desa yang termasuk dalam prioritas satu dalam penanggulangan stunting itu ada 2 desa, desa prioritas dua ada 4 desa dan desa prioritas 3 ada 14 desa.

Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Kab Sidoarjo, Sri Andari SKM, mengatakan pada hasil penimbangan Balita di Bulan Pebruari dan Agustus 2019 lalu, angka stunting di Sidoarjo sebesar 11.9%. Pada tahun 2020 ini, desa-desa prioritas dalam pencegahan kasus stunting itu ada di 8 kecamatan. Diantaranya Kec Gedangan, Jabon, Tarik, Taman, Candi, Sidoarjo, Tulangan dan Sedati.

Sementara pada tahun 2021 mendatang, waspada kasus stunting meningkat pada 31 desa, yang berada di 9 lokasi kecamatan. Kasus Stunting, kata Andari, bisa dicegah diantaranya dengan memberikan ASI yang berkualitas pada Balita. Karena dari ASI yang berkualitas akan sangat bermanfaat untuk masa tumbuh kembang Balita pada 1000 hari masa emas.

“Juga tersedianya air yang bersih dan sanitasi yang sehat,” kata Andari, Jum at (24/7) akhir pekan kemarin, di ruang Delta Graha Sidoarjo, saat koordinasi dengan para kader kesehatan untuk pendampingan pada ibu hamil mencegah kasus stunting.

Sanitasi sehat, lanjut Andari, bisa diwujudkan dengan memiliki jamban keluarga yang sehat dan tidak buang air besar (BAB) sembarangan. Dirinya terus terang mengatakan desa di Kab Sidoarjo masih banyak warganya yang buang air besar (BAB) sembarangan. Sehingga saat ini status Kab Sidoarjo masih belum bebas BAB sembarangan atau open defication free (ODF).

Anak-anak yang mengalami stunting, kata Andari, akan mudah mengalami kena penyakit. Selain itu, akan bisa berdampak kerugian ekonomi, sebab mereka yang mengalami stunting tidak bisa bekerja karena kondisi fisik mereka yang tidak sempurna.

Kepala Bidang Kesmas Dinkes Prov Jatim, dr Fitria Dewi, yang juga menjadi narasumber dalam kesempatan itu juga mengingatkan supaya para ibu hamil tetap sehat, agar anak yang dilahirkan tidak menjadi anak-anak yang stunting.

Dirinya mengatakan, bayi lahir tidak dalam kondisi stunting diantaranya apabila berat badan bayi tidak sampai kurang dari 2.5 kg dan panjang bayi minimal atau lebih dari 48 cm. “Karena ini masih dalam pandemi Covid-19, para kader pendamping juga tetap waspada, dan menjaga kesehatannya,” ujarnya.

Kabid Promkes Dinkes Kab Sidoarjo, dr Abdilah Asegaf, mengungkapkan dalam satu semester ini ada 6 ibu hamil dan 8 bayi yang meninggal dunia. Dirinya mengingatkan walau saat ini kondisi status zona Covid-19 di Kab Sidoarjo sudah turun menjadi orange, tapi semua warga Sidoarjo harus tetap waspada dengan selalu menerapkan Protap kesehatan.[kus]

Tags: