Kader Lingkungan Kota Batu Pelajari Ecobrick

Para Kader Lingkungan berdiskusi tentang pengelolaan sampah dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota Batu, Susetya Herawan.

Kota Batu, Bhirawa
Kader Lingkungan dan pengurus Bank Sampah se-Kota Batu diberi pembelajaran teknologi baru ecobrick tentang pengolahan sampah. Pembelajaran ini dilakukan bersama di gedung Wisata Tani Kelurahan Temas, Selasa (17/1). Adapun pemateri diberikan oleh Komunitas Zona Bening.
Diketahui, Zona Bening merupakan komunitas pecinta lingkungan yang mengikuti Jambore Nasional Pengolahan Sampah di Solo tahun lalu. Adapun di forum pertemuan kemarin dihadiri oleh mantan Kepala KLH Batu, Hari Santoso yang kini menjabat sebagai Sekretaris Dinas Sosial, dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup ini, Susetya Herawan.
“Pertemuan kader lingkungan di seluruh desa dan kelurahan ini sebenarnya pertemuan rutin, hanya saja kesempatan ini kita pergunakan sekalian untuk pisah dan kenal,” ujar Susetya Herawan, Selasa (17/1).
Adapun ecobrick merupakan bata ramah lingkungan yang dibuat dari sampah plastik. Sampah-sampah plastic ini dimasukkan dalam botol bekas hingga padat dan keras. Hasilnya bisa dipergunakan untuk bahan bangunan atau bahan pembuat dinding.
Selain materi tersebut, dalam forum tersebut dilakukan dialog tentang pengelolaan bank sampah, sekaligus dilaksanakan kegiatan pisah kenal dari pejabat yang lama Hari Santoso kepada pejabat yang baru Susetya Herawan.
Salah satu produk yang dihasilkan kader lingkungan ini adalah bank sampah yang kini berjumlah 60 unit. Bank sampah tersebut tersebar di 22 Desa/Kelurahan dengan jumlah nasabah yang sudah mencapai 6000 nasabah.
Menurut Susetya, para kader lingkungan ini dilatih untuk menciptakan budaya bersih dilingkungan tempat tinggal mereka, sekaligus melakukan pengeloaan sampah untuk didaur ulang sekaligus untuk menambah pendapatan masyarakat.
Susetya mengatakan penyelesaian masalah sampah bukan diselesaikan pada tingkatan Tempat Pembuangan Akhir (TPA), namun justru pada pengelolaan sampah di rumah-rumah penduduk.
“Kita berikan pelatihan kepada para kader lingkungan kita, agar sampah yang ada bisa dimanfaatkan lagi. Jadi sampah yang diangkut ke TPA adalah sampah yang benar-benar tidak bisa termanfaatkan,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Susetya berharap para bank sampah tidak sekedar melakukan pengumpulan dan pemilahan saja. Namun juga melakukan berbagai inovasi, seperti ada yang memadukan dengan kampung ekologi ataupun dolanan anak. Ke depan Dinas Lingkungan hidup akan terus melakukan pendampingan. [nas]

Tags: