Kadin Ajak Disperindag Sinergi Dongkrak Perkembangan Sentra Industri

Kota Mojokerto, Bhirawa
Peran pemerintah daerah terhadap sentra industri Usaha Kecil Menengah (UMK) di Kota Mojokerto mendapat sorotan dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) setempat.
Wadah pelaku usaha ini menilai sentuhan Pemkot Mojokerto mengangkat potensi pengembangan sentra industri sepatu, tas dan batik yang ada sangat minim.
Ketua Kadin Kota Mojokerto, JE Ennang Soetarto yang baru terpilih memimpin lembaga ini untuk periode lima tahun ke depan menyebut Pemkot tak punya konsep mengangkat sentra industri UMKM agar lebih dikenal secara luas.
”Pemkot Mojokerto tak punya konsep mendongkrak citra sentra industri yang ada. Padahal, bangkitnya citra industri daerah terkait langsung dengan popularitas daerah,” kata Ennang, Kamis (25/5) kemarin.
Menurut Ennang, sentra yang ada harusnya difasilitasi dengan infrastruktur yang memadai. ”Akses jalan di area sentra harusnya dibikin lebar. Yang kedua mengatur pengambilan barang dan promo di website Pemda. Hal ini mengangkat citra daerah sentra itu sendiri,” ujarnya.
Ia mencontohkan, Pemkab Pasuruan menetapkan hari perdagangan di sentra industri mebel. Di sentra mebel Pasuruan misalnya, mereka menjadwalkan pengambilan barang pada hari tertentu. Hal ini mengangkat pamor daerah itu sehingga perdagangan ramai pada hari-hari itu.
Ketiga yakni mempromosikan peta RTRW secara terbuka melalui website Pemda. Ini akan mengikis semisal ada penolakan pengajuan investasi lantaran tak sesuai dengan peruntukan wilayah. Hal ini akan mendukung iklim investasi daerah.
”Kadin tidak bisa apa-apa jika Pemda tak punya konsep memajukan industri daerah. Dan soal ini, kami akan menjadi jembatan pengusaha dengan Pemkot,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Mojokerto Ruby Hartoyo mengungkapkan pihaknya kini menyiapkan konsep industri daerah untuk diaplikasikan di daerah.
”Kami tengah melakukan kajian atas industri daerah ini dengan berkonsultasi dengan Pemda Yogyakarta. Ilmu ini nanti akan kami terapkan di daerah,” akunya.
Ruby mengaku pihaknya tidak akan grusah-grusuh menyiapkan konsep industri ini. ”Nantilah kita harus mengkajinya dulu,” katanya.
Selama ini, Pemda setempat telah melakukan upaya pemberdayaan perajin melalui pengikut sertaan Diklat, bantuan kredit tanpa bunga hingga Rp50 juta melalui program Pusyar. [kar]

Foto : Ruby Hartoyo

Tags: