Kadin Jatim dan IHK Jerman Tingkatkan Kompetensi Naker

Workshop kerja sama Kadin Jatim dan Jerman pertajam kompetensi Naker.

Surabaya, Bhirawa
Komitmen Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja (Naker) terus digelorakan. Bersama ‘Industrie-und Handelskammer’ (IHK) Jerman, Kadin Jatim akan melakukan pelatihan secara rutin sepanjang tahun ini untuk meningkatkan kompetensi pekerja profesi di Jawa Timur.
“Masih banyak pekerja yang belum mengantongi sertikasi profesi, untuk itu Kadin Jatim melalui lembaga Badan Koordinasi Sertifikasi Profesi (BKSP) bersama IHK Jerman akan gencar melakukan sertifikasi profesi,” ujar Wakil Ketua Bidang Pertanian Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto Rabu (7/3) kemarin.
Lebih lanjut ia mengatakan, beberapa pekerja profesi yang dibidik Kadin Jatim untuk dikerjasamakan dengan Jerman antara lain perawat, mekanik, kimia biologi dan pertanian, serta administrasi. Pelatihan akan digelar selama delapan kali dalam kurun tahun 2018, atau meningkat daripada pelatihan serupa tahu 2017 yang hanya digelar enam kali. “Dari beberapa pekerja profesi tersebut, yang paling diminati adalah teknik, seperti mekanik dan mesin yang mencapai 40 persen,” katanya.
Ia mengatakan, dengan peningkatan kompetensi diharapkan bisa menjadi pekerja profesional yang kini sudah menjadi tuntutan, serta memiliki kemampuan untuk memikul tanggung jawab. “Selain itu bisa memiliki inisiatif dan pengendalian diri, kemudian membuat keputusan dalam lingkup tanggung jawab yang diberikan kepadanya,” tuturnya.
Kompetensi pekerja profesi di Indonesia, kata dia, saat ini masih minim, akibatnya beberapa pekerja profesi atau lulusan sekolah kejuruan bekerja diluar kompetensinya, sehingga ilmu dan kemampuan yang didapat selama menempuh pendidikan tidak berguna.
Oleh karena itu, Adik yang juga menjabat sebagai Ketua BKSP Jatim berharap, dengan kerja sama Kadin Jerman para pekerja di Jatim bisa mendapatkan sertifikat sesuai kemampuan dan bekerja sesuai dengan bidangnya. “Kerja sama Kadin Jatim dalam hal ini BKSP dengan Jerman, juga memfasilitasi pekerja untuk mendapatkan tempat layak di perusahaan yang sesuai dengan kompetensinya,” tuturnya.
Mengapa dengan Jerman, kata Adik, karena proses pendidikan profesi di negara itu sudah maju dengan penerapan dual sistem, yakni pelatihan teori yang langsung mempertemukan orang industri, ditambah praktek. Sementara perwakilan Kadin Jerman, Sabine Steilen yang juga Direktur Eksekutif Utama IHK Trier mengakui, pola kompetensi pekerja profesi di Indonesia kurang menjadi perhatian.
Sehingga, kata dia, perlu didorong memalui kerjxxa sama dengan Kadin Jatim, karena di Jerman sudah memiliki sistem ganda. “Di Indonesia belum ada, dan masih ada aturan yang belum sesuai sehingga perlu kami dorong bekerja sama dengan Kadin Jatim,” pugkasnya. [ma]

Tags: