Kadin Nilai Pemkot Surabaya Belum Pro Pengusaha

16-Kadin-jatimSurabaya, Bhirawa
Kepala Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Surabaya mengkitik kinerja Pemkot Surabaya yang dinilainya tidak pro dengan para pengusaha. Terutama sektor perizinan yang selama ini menjadi momok bagi pengusaha.
Menurut  Kepala Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Surabaya Jamhadi, seorang pemimpin kota Surabaya yang kaya akan potensi harus mampu dan cakap dalam mengelola potensi diri. Salah satunya pandai dalam menentukan sikap, tentang mana proyek yang bisa terbuka oleh investor dan mana yang tertutup oleh investor.
Namun, nyatanya, pemimpin yang sekarang, dalam kurun waktu lima tahun ke belakangan, komunikasi dengan stake holder dan hinter land masih sangat kurang. “ Jangankan untuk membuka diri untuk investor dari luar, komunikasi dengan calon investor saja sulit,” kata Jamhadi, Minggu (15/2).
Kritikan lain yang disampaikan oleh Jamhadi adalah, rumitnya pelayanan perizinan yang membuat para investor enggan untuk menanamkan modalnya.  “Perijinan di Surabaya itu sudah jadi seperti momok bagi para investor. Ini sangat disayangkan dengan melihat potensi Surabaya yang besar dan sektor jasa dan priwisata,” imbuhnya.
Faktor yang menjadi alasan utama adalah karena Surabaya belum miliki perda penanaman modal. Jika sudah ada perdanya, maka perijinan bagi investor akan lebih mudah dan murah.
Ia mengatakan hal itu lantaran selama empat tahun kepemimpinan Risma, neraca perdagangan ekspor impor non migas Surabaya terus menunjukkan penurunan. Sesuai data yang direkap Kadin Surabaya, penurunan neraca perdagangan Surabaya selalu mengalami defisit. “ Kita butuh walikota yang bisa menumbuhkan daya saing kota,” tambahnya.
Itulah mengapa ia berharap Wali Kota Surabaya kedepan memiliki pemikiran tentang dunia perdagangan dan investasi agar bisa  mengangkat kembali neraca perdagangan di kota Surabaya.
Ia menyebutkan bahwa wali kota periode saat ini belum bisa secara siginifikan. Salah satunya dapat dilihat bahwa daya beli masyarakat terhadap hasil output hasil produksi dibandingkan dengan jumlah penduduk angkanya masih stagnan. “ Memang angkanya tidak menurun, akan tetapi menurut catatan kami dari dunia bisnis dan perdagangan, sosok pemimpin yang baru adalah yang mampu meningkatkan daya saing kota dan mewujudkan kesejahteraan dengan daya beli yang meningkat,” katanya.  [geh]

Tags: