Kadinkes Minta Peningkatan Profesionalitas Tenaga Kesehatan

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jatim Dr dr Kohar Hari Santoso paparkan pendekatan promotif-preventif di acara Musda Persakmi 2018 di ruang Satya Husada, Sabtu (21/4). [gegeh bagus setiadi]

Surabaya, Bhirawa
Status kesehatan masyarakat saat ini masih dirasakan sangat lambat, meski mengalami kemajuan. Pendekatan promotif-preventif yang selalu didengungkan masih kurang serius diimplementasikan. Perbaikan dan upaya masih condong pada upaya kuratif rehabilitatif. Dengan demikian disinyalir membuat status kesehatan masyarakat terlihat stagnan.
Menyikapi hal tersebut, dalam Musyawarah Daerah (Musda) Persatuan Sarjana Kesehatan Masyarakat Indonesia ( Persakmi) Jawa Timur 2018, pengurus Persakmi menawarkan upaya yang lebih serius untuk akselerasi pembangunan kesehatan dengan pendekatan promotif-preventif.
Acara ini dibuka langsung oleh Kepala Dinkes Jatim Dr dr Kohar Hari Santoso. Menurutnya, Musda Persakmi Jatim kali ini menjadi momen penting. Pasalnya, saat ini kegiatan di bidang kesehatan yang menyangkut kemasyarakatan menjadi back bone-nya.
“Kami berharap mereka bisa menekankan promotif-preventif sehingga kesehatan masyarakat itu betul-betul bisa jalan dengan baik,” kata dr Kohar di hadapan ratusan peserta Musda Persakmi Jatim 2018 di ruang Satya Husada Dinkes Jatim, Sabtu (21/4).
Menurut dr Kohar, menggerakkan promotif-preventif menjadi perlu agar tidak dibingungkan dengan jumlah pasien yang banyak. Hal ini disebabkan lantaran pencegahan promotifnya tidak berjalan. “Mudah-mudahan Persakmi Jatim bisa memformulasikan agar Indonesia khususnya Jawa Timur menjadi lebih sehat,” harapnya.
Oleh sebab itu, tenaga kesehatan harus berlomba-lomba meningkatkan profesionalitasnya dalam bekerja. Kalau tidak, kata dr Kohar, tenaga kesehatan dari asing akan menyerbu dan mengalahkan tenaga kesehatan Jatim.
“Nah, kami berharap profesionalitas dari tenaga kesehatan lebih ditingkatkan agar mempunyai daya saing yang memadai. Kalaupun ada serbuan, kualitas mereka (tenaga asing) lebih rendah daripada kita. Tapi kalau mereka lebih unggul kita menjadi tidak terpakai,” ungkapnya.
Sementara, Ketua Persakmi Jatim Mohammad Yoto menyatakan bahwa akselerasi pembangunan kesehatan yang lebih impresif, pendekatan promotif-preventif harus dilakukan lebih serius.
“Menempatkan SKM di desa adalah salah satu upaya yang harus terus didorong bila kita benar-benar serius untuk menyelesaikan banyak masalah kesehatan yang muncul di masyarakat,” jelasnya.
Yoto memaparkan, Pengda Jatim telah menginisiasi program Desa Sehat Berdaya (Desa Sedaya) di wilayah Kabupaten Malang. Program Desa Sedaya adalah upaya intervensi masalah kesehatan masyarakat dengan menempatkan SKM di desa. [geh]

Tags: