Kadinsos Jatim Pimpin Tahlil Online

almarhumah, Ita listiani (kiri)

(Doakan Ita Listiani, Pejuang Kemanusiaan yang Tutup Usia)
Pemprov Jastim, Bhirawa
Ita Listiani, merupakan sosok perempuan yang dikenal sebagai pejuang kemanusiaan dan sebagai pembina Taruna Siaga Bencana (Tagana) Provinsi Jawa Timur.
Kini banyak orang yang merasakan kepergiannya untuk menghadap sang Ilahi tepat pada Kamis (14/5) dini hari. Ia yang telah menginjak usia 51 ini dimakamkan di Kabupaten Sidoarjo.
Untuk mendoakan Almarhumah Ita Listiani, Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, Alwi melangsungkan tahlil online yang diikuti Tagana baik dalam dan luar provinsi Jawa Timur, juga Kementerian Sosial RI pada Jumat malam (15/5).
Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, Alwi, Almarhumah Ita Listiani merupakan sosok yang luar biasa, pekerja keras, dan penuh tanggungjawab.
“Ia selalu mau untuk berbaur dengan relawan dalam menjalankan tugasnya. Ia merupakan pejuang kemanusiaan yang tangguh tanpa keluh kesah,” katanya.
Dikatakannya, sebelumnya Ita menjabat sebagai Kepala Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Dinas Sosial Jatim juga dikenal sebagai sosok yang mempuyai jiwa dan peduli sosial cukup tinggi, ide serta pemikiran untuk membantu masyarakat yang mengalami bencana.
Setiap ada bencana, Ita yang kelahiran Lumajang ini langsung tergerak selalu turun ke bawah melihat kondisi secara langsung, sebagaimana Tagana lainnya bekerja sesuai dengan tupoksi agar bisa memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat.
Hal yang sama juga disampaikan Sekretatis Dinsos Jatim, Restu Novi Widiani, kalau Ita Listinai juga merupakan anak pertama dan kehidupannya juga sederhana, bertanggung jawab terhadap pekerjaan, dan keluarganya.
“Seluruh hidupnya untuk aksi kemanusiaan. Ia tidak sempat untuk memikirkan hidup berkeluarga dan hingga kini belum menikah. Sepertinya ia selalu ingin membahagiakan orang lain, sebelum membahagiakan dirinya sendiri,” ungkapnya.
Novi juga menyampaikan, Ita juga merupakan sosok yang tegas dan itu juga terbukti sebanyak 1600 Tagana di Jatim bisa dirangkulnya. “Ibaratnya ia merupakan komando yang selalu didengar teman-teman Tagana. Terkadang ia agak sakit, tetapi kalau sudah ada bencana maka ia mengajukan dirinya dan disehat-sehatkan,” katanya.
Kepergian Almarhumah Ita ini, lanjut Novi, baik dari kabupaten/kota, provinsi Jatim dan di luar Jatim, hingga pemerintah pusat juga banyak yang menyampaikan bela sungkawa atas kepergian Ita Listiani ini.
“Banyak menanyakan dan kaget atas kepergiannya,” katanya. Disisi lain, ada hal yang belum sempat direalisasikan Ita Listiani, yaitu membangun musalla untuk ibunya dibelakang rumahnya.
“Dua tiga hari lalu, Ita juga sempat berpesan dengan mengirmkan WA ke saya, agar tidak melepas atau meninggalkan Tagana dan tetap menjadi pelindung Tagana. Mungkin ia sudah merasa badannya tidak kuat lagi,” katanya.
Dikatakannya juga Ita lListiani banyak berkiprah dalam Tagana. Ia selalu turut membantu dalam aksi kemanusiaan baik di Provinsi Jatim maupun di luar Provinsi Jatim.
“Seperti bencana gunung Merapi, Ita bahkan sebulan tidak pulang karena mambantu aksi kemanusiaan,” katanya. Begitupula, setiap diraihnya kemenangan Tagana disitulah terdapat andil yang besar dari Ita Listiani. “Ita itu Tagana Jatim dan Tagana Jatim itu ya Ita. Seperti itulah sosok dari Ita Listiani ini,” katanya.
Sementara sahabatnya yang juga rekan satu pekerjaan di Dinsos Jatim, Alex menyampaikan, Ita Listiani merupakan sosok pribadi yang belum pernah ditemukan pada diri orang lain.
“Almarhumah sebagai sosok perempuan berjiwa pahlawan yang mempunyai talenta dalam kinerja sebagai salah inspirator Tagana Indonesia, mempunyai semangat pantang tugas tak tuntas dan berdedikasi kinerja serta loyal kepada pimpinan,” paparnya.
Dikatakannya, lebih separuh hidupnya di dharma baktikan untuk mewujudkan cita cita dan pengabdian pada bangsa dan negara melalui kerelawanan tagana utuk selalu membantu kepada siapapun bahkan tidak pernah memikirkan dirinya sendiri dalam memberikan pertolongan pada orang lain yg membutuhkan baik itu harta dan waktu.
Ada pesan terakhir yang disampaikannya sewaktu itu. “Kamu akan getun (menyesal, red), jika kehilangan aku,” katanya. Kini, Tagana seluruh kabupaten/kota di Jawa timur jelas sangat kehilangan atas kepergiannya, didikannya, arahan, tangisnya serta tawanya akan selalu menjadi semangat untuk selalu meneruskan cita cita agar Jawa timur selalu siap dan tanggap dalam menghadapi bencana. [rac]

Rate this article!
Tags: