Kadis Pengairan Blusukan Rutin ke Lokasi Proyek

Drs-Karna-Suswandi-Kepala-Dinas-Pengairan-saat-turun-langsung-mengawasi-pekerjaan-pembangunan-irigasi.

Drs-Karna-Suswandi-Kepala-Dinas-Pengairan-saat-turun-langsung-mengawasi-pekerjaan-pembangunan-irigasi.

Bondowoso, Bhirawa
Untuk mengamankan kebijakan Bupati Amin Said Husni yang akan menjadikan Bondowoso Surplus padi, maka perlu adanya dukungan infrastruktur irigasi, sehingga Kepala Dinas pengairan Drs Karna Suswandi hampir setiap minggu melakukan pengawasan di sejumlah lokasi proyek irigasi agar kualitas pakerjaan menjadi baik.
Kepala dinas pengairan melakukan pengawasan dengan menggunakan sepeda ontel. Jum’at kemarin dia mengawasi di wilayah Timur yang meliputi Klabang, Tenggarang, Wonosari, Tapen, Cerme, Botolinggo dan Prajekan. Pada Sabtu kemarin Dinas Pengairan melakukan serangkaian pengawasan di wilayah Tamanan dan sekitarnya. Pengawasan tersebut berlangsung secara kontinyu.
Karena mengaku bahwa programnya itu bertujuan untuk menjaga kualitas pekerjaan dan kuantitasnya. Jika tidak diawasi secara langsung, pihaknya kawatir hanya mendapatkan laporan yang tidak benar. “Saya tidak bisa menerima laporan di belakang meja tanpa harus cek secara langsung,” jelasnya.
Ia juga mengaku bahwa masih banyak hal yang harus ia benahi untuk meningkatkan kualitas pekerjaan. Blusukan memang perlu dilakukan namun yang lebih utama adalah penyadaran kolektif dari semua pihak bahwa menjaga kualitas pekerjaan merupakan sebuah ammaanah dan tanggungjawab bersama demi kesejahteraan masyarakat Bondowoso serta agar para petani sukses dan Bondowoso menjadi lumbung padi dan ketahanan pangan terjaga.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Bondowoso, Andi Hermanto, S.Sos mengapresiasi positif kinerja Kepala Dinas Pengairan, Drs. Karna Suswandi yang melakukan blusukan ke sejumlah lokasi proyek milik pengairan. Blusukan itu menurut Andi selain sebagai bentuk pengawasan internal, juga akan membuat para pekerja termasuk juga para rekanan tidak asal-asalan dalam melakukan pekerjaannya. “Selama ini kan ada beberapa rekanan dan juga ada pekerja yang nakal. Ada rekanan yang ?tidak menjaga kualitas proyeknya, ada pekerja yang mengambil semen dan sebagainya,” ujarnya.
Menurut Andi, program blusukan yang dilakukan oleh Kepala Dinas Pengairan bersama jajarannya di hampir setiap Jum’at atau Sabtu pagi,?akan memberikan dampak yang cukup signifikan baik terhadap kualitas dan kuantitas pekerjaan proyek di dinas pengairan. “Logikanya begitu, sebab mereka nanti akan melaksanakan proyek itu dengan baik, jika tidak, maka pihak Dinas Pengairan akan melakukan peneguran terhadap mereka yang tidak melaksanakan kegiatan dengan baik. Belum lagi adanya pengawasan melalui sejumlah rangkaian kerja yang dilakukan oleh eksternal pengairan semial DPRD dan lainnya termasuk juga LSM,” tegas Andi.
Sementara itu, salah satu rekanan pengusaha jasa Kontruksi, H. Mahfid ketika dikonfirmasi Bhirawa terkait dengan program blusukan Kepala Dinas Pengairan dan jajarannya mengatakan bahwa ia merasa terbantu dengan adanya program tersebut. Sebab, pengawasan internal di perusahaannya juga memerlukan pengawasan eksternal. “Kami sangat sepakat, dengan demikian kita akan terbantu. Kita akan lebih bersinergi, sama-sama menjaga kualitas pembangunan demi kemaslahatan masyarakat Bondowoso. Apalagi pada tahun 2015 ini, Dinas Pengairan Bondowoso memiliki ratusan paket pekerjaan program irigasi?. Jika tidak ada pengawasan yang ketat, kita juga kawatir ada yang tidak melaksanakan dengan baik,jelas mantan anggota DPRD ini.
H. Mahfid juga sudah mengintruksikan ke seluruh pekerjanya di lapangan agar dalam menjalankan tugas di lapangan untuk benar-benar menjaga kualitas proyek. Jika tidak, ia mengancam akan memberikan sanksi bagi karyawan atau pekerja di lapangan. “Ya saya sudah intruksikan mereka agar bekerja dengan baik. Jika tidak sudah saya siapkan sanksi tegas,” ujarnya.
Sedangkan salah satu pekerja proyek di lapangan yang mengerjakan kegiatan program irigasi di Desa Klabang, Kecamatan Klabang, Abdurahim? mengaku bahwa pihaknya selalu mengawasi pekerja. “Saya ditugasi untuk mengawasi pekerja, Mas. Jadi kalau ada pekerja yang nakal saya yang bertanggungjawab. Istilah lainnya saya ini mandor,” jelas Abdurahman.
Dia juga mengaku pekerjaannya pernah didatangi oleh rombongan Kepala Dinas Pengairan. Namun saat itu ia belum ada di tempat. Ia hanya dilapori pekerja bahwa Kepala Dinas Pengairan baru saja melakukan monitoring di lokasi proyeknya. “Ya saya dilapori pekerja, namun demikian saya tidak kawatir karena saya sudah melaksanakan kegiatan proyek ini sesuai dengan aturan sebagaimana intruksi atasan,” jelasnya.
Saat ini, kata Abdurahman, sudah tidak ada lagi pekerja yang akan mencuri semen. “Ya setahu saya mereka takut ketahuan karena Dinas Pengairan datangnya ke lokasi proyek tidak memberi tahu terlebih dahulu. Jika ketahuan maka mereka akan kehilangan pekerjaan,” jelasnya. [har]

Tags: