Kain Tenun Ikat Bandar Kediri Tembus Pasaran Internasional

4-Tenun-IkatKediri, Bhirawa
Kelurahan Bandar Kidul di Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, dikenal sebagai sentra perajin tenun ikat bukan mesin. Tercatat ada belasan  perajin yang masih produktif menjalankan usahanya itu. Kain tenun yang dihasilkan disentra Tenun Bandar ini mulai dari kain sarung gombyor, kain misris semi sutra, hingga sutra. Kain tersebut dibuat berwarna-warni dengan motif Kediren seperti ceplok, lung dan lainnya.
Hinga kini produk tenun dari kota tahu ini bisa menembus pasaran Internasional, Seperti dikatakan H Mustain, pemilik merek Kurniawan ini, tiap mingu mampu mengirim kain hinga180 meter ke Amerika”Selain mengirim ke luar jawa, dan wilayah Asia seperti malysia kami mengirim ke Amerika masih memalui perantara,” kata Haji Mustain generasi kedua home industri rumah tangga nya,
Dengan sekitar 35 karyawan dan 20  alat tenun warisan leluhurnya H Mustain mampu mengembangkan untuk  berproduksi untuk memenuhi permintaan pasar, meskipun belum maksimal dalam segi pemasaran. Dalam sehari dia mampu memproduksi 80 meter kain, namun dalam pemasaranya hanya terjual 65 persen, terpaksa dia harus menyetok hasil produksinya untuk menunggu pemesanan pada musim-musim tertentu, misalnya pada saat lebaran “Untuk promosi kita tidak mampu, kita saat ini hanya menunggu perantara saja” ungkapnya
Sementara proses pembuatan sebuah kain tenun ikat memerlukan sendriri butuh waktu yang tidak singkat karena memerlukan berbagai tahapan pengerjaan. Bahkan sebuah kain tenun ikat dapat memakan waktu hingga seminggu pengerjaan.Untuk mengubah benang hingga menjadi selembar kain tenun ikat setidaknya ada 14 tahapan pengerjaan. Kesemua proses itu dilakukan secara manual oleh tangan terampil tenaga kerja. Proses tersebut diawali dengan pewarnaan benang sesuai warna yang diinginkan lalu dilanjutkan dengan pemintalan.” Lalu ada proses yang cukup penting yaitu pemberian motif yang dilanjutkan dengan pengikatan motif yang juga dilakukan tanpa mesin.” kata salah satu pekerja
Proses selanjutnya adalah pencelupan benang yang sudah diikat tadi ke dalam cairan pewarna dan penjemuran untuk memperkuat pewarnaan. Benang-benang tersebut kemudian melalui tahapan terakhir yaitu proses tenun.Meski pasaran kain ini sudah masuk ke pasaran Eropa, ternyata para pengrajin ini belum puas, pihaknya masih kesulitan mencari pasaran lain, karena kurangnya promosi , meskipun pemerintah sudah melakukan upaya untuk pengembangan Sentra Tenun ini
Kepala Bidang Pariwisata dan ekonomi makro Jati Utomo mengakui jika Sentra Tenun ikat Bandar ini memiliki potensi besar dalam perkembangan perekonomian dan pariwisata di kota kediri, namun perlu adanya SDM yang mumpuni untuk mengelola potensi itu “Saat ini kami sudah merintis dengan menjalain kerjasama kelompok masyarakat sadar wisata sehingga mampu menjadikan desa tersebut sedagai wisata tenun, selain itu kami juga menjalin kerjasama dengan kelompok pecinta pariwisata atu biro perjalanan untuk mememerkan keluar daerah” terangnya
Dengan adanya kolompok promisi melalui biro perjalan diharapkan para wisatawan bisa mengetahui adanya produk andalan kota kediri, “Jadi wisatawan kita datangkan ke sentra itu, bukan barangnya kita bawa keluar, sehingga dengan itu akan memperngaruhui perekonomian masyarakat juga” ternganya. [mb2]

Tags: