Kakek 99 Tahun, Rela jual Sawah untuk Berangkat Haji

2- foto jamaah haji tertua (2)Surabaya, Bhirawa
Menunaikan rukun Islam yang kelima, beribadah haji ke Baitullah, Mekkah, merupakan impian setiap umat muslim, termasuk Ngasmo Bin Jaman (99), warga Desa Betek, Dusun Klampok AR, Kecamatan Mojoagung. Meski berusia hampir satu abad, dia tetap bertekad untuk dapat menjalankan ibadah fisik dan psikis itu secara sempurna.
Kakek sebatang kara ini sudah ditinggal istrinya meninggal, dan kesehariannya adalah petani di desanya. Dengan ditemani seorang anak angkat, dirinya mendaftar haji sejak tahun 2013 silam, dan baru berangkat tahun ini 2014.
Dengan tekad yang kuat , mbah Ngasmo menjual sawahnya seluas 14 M2 x 500 bahu laku dengan harga Rp1,3 Miliar. Dengan dana sebesar itu, mbah Ngasmo menggunakan Rp 600 juta untuk biaya haji dan kebutuhan hidupnya. Sedangkan Rp 700 Juta dibelikan sawah lagi agar bisa bertani waktu selesai menunaikan ibadah haji.
” Kulo niki tinggal di rumah sama anak angkat, Derek kulo pun pejah sedoyo (saya tinggal sama anak angkat, keluarga saya sudah meninggal semua),” kata Ngasmo saat ditemui Bhirawa di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Kamis (4/9).
Meski umur sudah dibilang tua, kakek kelahiran Jombang, 21 Januari 1915 ini masih terlihat semangat untuk menunaikan ibadah haji kali ini. Walaupun tidak ada pendamping dari keluarganya, dirinya sudah mantab untuk berangkat haji tahun ini.
” Kulo sampun manteb budal haji tahun ini, meski baru pertama kali numpak motor muluk (pesawat) kulo pasrah mawon mas sama gusti Allah,” ungkapnya.
Dia mengaku beruntung masih diberi kesehatan dan bisa menunaikan ibadah haji tahun ini. Ketika banyak calon haji yang harus menunggu hingga 15 tahun, dia hanya harus bersabar selama satu setengah tahun.
” Kulo daftare haji pada awal tahun tahun 2013. Karena usia, saya mendapat prioritas dan bisa berangkat tahun 2014 ini,” kata kakek yang masuk kloter tujuh embarkasi Surabaya.
Humas Kanwil Departemen Agama Provinsi Jatim, Bagus Budiman mengatakan, disetiap kloter itu ada ketua kloternya. Dan dibawahnya lagi ada ketua rombongan, di setiap rombongan ada ketua regu. Ketua regu inilah yang bertanggung jawab.
“Setiap regu ada 7-10 jamaah haji, jadi ketua regu yang akan bertanggung jawab,” kata Bagus Budiman saat mengantarkan Ngasmo Bin Jaman di kamarnya untuk istirahat.
Selain itu, tambah Bagus, ada tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) yang bertugas di tanah suci. TKHI itu yang memeriksa kesehatan para jamaah haji asal Indonesia. jadi para keluarga jamaah haji tidak perlu khawatir karena di sana sudah ada tim kesehatan.
” Di sana (tanah Suci) ada rumah sakit khusus untuk jamaah asal Indonesia, dan selalu stanbay untuk melayani para jamaah yang sakit,” tambahnya. (geh)

Tags: