Kalah Kualitas, Produsen Tahu Pilih Kedelai Impor

Kedelai impor diminati salah satu perajin tahu sebagai bahan baku tahu dan tempe di wilayah Bojonegoro.

Kedelai impor diminati salah satu perajin tahu sebagai bahan baku tahu dan tempe di wilayah Bojonegoro.

Bojonegoro, Bhirawa
Pasokan kacang kedelai yang dihasilkan petani lokal, khususnya di Kabupaten Bojonegoro dinilai Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) masih belum bisa digunakan untuk proses pembuatan tahu dan tempe. Hal itu di karenakan kualitasnya yang kalah bagus dengan kedelai impor.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Disperindag Bojonegoro, Basuki kepada harian Bhirawa, Rabu (18/3). Menurutnya sejauh ini pasokan bahan baku tempe dan tahu yang diproduksi masih mengandalkan kacang kedelai dari impor. “Hingga kini, untuk produksi tahu dan tempe belum bisa terpenuhi oleh produksi kedelai lokal. Makanya, untuk pasokan kedelai, masih membutuhkan dari impor,” jelasnya.
Untuk kedelai lokal ukurannya lebih kecil serta kualitasnya tidak cocok untuk pembuatan tahu dan tempe. Dan untuk jenis kedelai yang ada di Bojonegoro ini, yakni varietas orba, dpros, dan lokon, Dimana ukurannya jauh lebih kecil dari kedelai impor “Dengan demikian, jenis lokal kurang diminati oleh para perajin tahu dan tempe,” tegasnya.
Dikatakan, untuk kedelai lokal rata-rata yang di lapangan hasil dari panen kedelai hanya digunakan untuk susu kedelai, bubur kacang, dan makanan sapi, Dan jika petani di Bojonegoro menanam bibit kacang kedelai dengan ukuran besar seperti barang impor, harganya mahal dan tidak terjangkau para petani. “ Untuk terkait produksi pertanian itu tugasnya Dinas Pertanian,” ujarnya.
Sementara itu untuk sekarang ini harga kedelai impor di tingkat konsumen lebih murah di bandingan dengan harga kedelai lokal. Dimana untuk kedelai impor sendiri di kisaran harga Rp 7.200 hingga Rp 7.500 per kilogram, sedangkan untuk kedelai lokal sendiri berada di kisaran Rp 8.000 hingga Rp 8.500 per kilogram.
“ Harga kedelai di pasaran kini terus menurun. Di Pasar Tradisional Bojonegoro harga kedelai saat ini senilai Rp 7.500 per kilogram. Padahal awal bulan lalu harga kedelai masih Rp 7.800, atau turun Rp 300 setiap kilogramnya,” pungkasnya. [bas]

Tags: