Kampanye Dewanti Diserang Preman Bersajam

Cabup PDIP Dewanti Rumpoko saat melakukan kampanye di PT BMI Dampit, Kec Dampit, Kab Malang.

Cabup PDIP Dewanti Rumpoko saat melakukan kampanye di PT BMI Dampit, Kec Dampit, Kab Malang.

Kab.Malang, Bhirawa
Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Kabupaten Malang Eddy Rumpoko menyayangkan pihak keamanan terkait seorang preman membawa pedang menyerang H Zaini di area kampanye Calon Bupati (Cabup) Malang nomor urut dua  Dewanti Rumpoko, di pabrik PT Bumi Menara Internusa (BMI) Dampit, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang.
“Bagaimana pihak keamanan bisa kecolongan masuknya seorang preman masuk di area kampanye. Dan apalagi seorang tersebut membawa senta tajam (sajam). Sehingga hal ini sudah masuk pada teror yang sangat erat hubungannya dengan politik,” ujar Eddy Rumpoko, Rabu (9/9), kepada Bhirawa.
Menurut dia, kampanye yang dilakukan di perusahaan pengalengan udang dan kepiting, karena perusahaan tersebut mayoritas pekerjanya adalah wanita. Sedangkan dalam kampanye itu Dewanti bersama H Zaini, yang tak lain adalah salah satu tim sukses pasangan calon (paslon) Bupati Malang Dewanti-Masrifah (Anyar), yang asli warga Dampit. Meski, penyerangan yang dilakukan preman tersbut bukan ke Dewanti secara langsung, namun hal itu sebagai teror.
“Kami mendesak Polres Malang agar pelaku penyerangan H Zaini di area kampanye Dewanti, diusut dan di proses secara hukum. Karena kami menganggap bahwa peneyerangan tersebut dalam bentuk teror, yang bermotif politik, dan pasti ada yang menyuruh,” ujar Eddy, yang kini juga masih menjabat Wali Kota Batu.
Sementara itu, Kapolsek Dampit AKP Yatmo membenarkan, jika di area kampaye Cabup Malang nomor urut dua di PT BMI Dampit, diserang oleh seorang preman yang bernama Hobairi. Dan dalam penyerangan itu, dia membawa senjata tajam berupa pedang. Namun, penyerangan itu ditujukkan kepada H Zaini, yang salah satu tim sukses Dewanti Rumpoko.
Ditegaskan, sebelum Hobairi kita tangkap dan amankan, dia telah mendapatkan perlawanan dari H Sholeh yang saat itu berada di area kampanye. Sebab, pedang yang dibawah Hobairi diminta H Sholeh tidak diberikan, lalu dia dipukul dan pedangnya bisa direbut H Sholeh. Dan saat ini, Hobairi sudah diamankan di Polres Malang untuk selanjutnya diproses secara hukum, serta juga dijadikan tersangka.
“Tapi pihaknya belum bisa memastikan apakah penyerangan itu ada motif politik atau murni kriminal. Sehingga untuk mengetahui apa motif penyerangan tersebut, kita menunggu hasil pemeriksaan dan penyidikan,” papar Yatmo. [sup cyn]

Tags: