Kampanye Pemilu Sulit Hindari Money Politics

Anwar Arifin

Anwar Arifin

Jakarta, Bhirawa
Kampanye Pemilu 2014 di Indonesia masih tetap diwarnai politik uang (money politics), walaupun sudah 10 kali Pemilu, sejak hampir 70 tahun Merdeka. Kampanye Jurdil (jujur dan adil) hanya sebatas slogan slogan yang diteriakkan juru kampanye. Money politics bahkan dianggap lumrah oleh masyarakat banyak, dan harus ada jika kampanye mau berlangsung meriah.
“Dari beberapa penelitian, money politics atau pembelian suara dan kampanye ternyata tidak terlalu berpengaruh pada pencoblosan. Yang memiliki pengaruh pada pemberian suara adalah ikatan keakraban dan hubungan emosional antara Caleg dengan pemilih. Riset menunjukkan 65 persen responden memilih karena adanya hubungan pribadi,” papar Prof Dr Anwar Arifin, Guru Besar Unv Hasanuddin, dalam diskusi di DPD RI.
Dengan pembicara Prof Dr Dailami Firdaus, Caleg DPD RI dari DKI Jakarta, Ahmad Subadri, anggota DPD RI dari Banten, Diskusi tema “Tren Kampanye Calon Senator” dengan moderator Maulana dari RRI Pro3.
Lebih jauh Prof Anwar Arifin menyebutkan, perilaku kebanyakan pemilih Indonesia, memilih uang untuk mencoblos partai/kandidat, berkaitan dengan kesejahteraan dan pendidikannya. Sensus penduduk 2010, sebanyak 92,7 persen berpendidikan SLTA kebawah. Yakni SD kebawah 33,93 persen, SLTP 26,97 persen, SLTA 31,82 persen, diploma hanya 2,82 persen, sarjana 4,27 persen dan pasca sarjana 0,20 persen.
”Kondisi ini diperkuat oleh kemiskinan sebanyak 11,47 persen dan pengang guran 6,25 persen. Serta tidak efektifnya sosialisasi politik dan komunikasi poli tik. Sehingga berkembang perilaku instan atau perilaku jalan pintas,” jelas Anwar Arifin.
Prof Dailami Firdaus mengamini pernyataan rekannya tersebut, dia mengaku terpanggil jadi Caleg DPD, untuk menyuarakan daerahnya. Dalam percaturan politik maupun memperjuangkan aspirasi rakyat DKI. Dia memilih jalur caleg independen, karena tidak mau terbebani partai politik. Firdaus yang Waka Kadin DKI Jakarta ini telah membuka “Posko Aspirasi” dengan tujuan agar memudahkan menangkap kehendak/aspirasi mereka. [ira]

Tags: