Kampung Anak Negeri, Rumah Anak Jalanan Meraih Prestasi

Anak-anak yang tinggal di Pondok Sosial Kampung Anak Negeri milik Pemkot Surabaya dibina dengan dibekali keterampilan sesuai minat dan bakatnya.

Tak Pernah Sepi Aktivitas, Banyak Anak Torehkan Prestasi Tingkat Nasional
Kota Surabaya, Bhirawa
Kepedulian Pemerintah Kota Surabaya terhadap masa depan anak jalanan bukan isapan jempol belaka. Di Pondok Sosial Kampung Anak Negeri, pemkot membina anak-anak jalanan, anak putus sekolah, hingga anak-anak dengan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Pembinaan tidak hanya dilakukan secara formal, namun juga pengembangan bakat dan minat hingga anak-anak itu mampu menorehkan prestasi.
Anak-anak yang tinggal di Kampung Anak Negeri memiliki berbagai latar belakang yang berbeda. Mereka banyak yang berasal dari anak putus sekolah, anak hasil penjangkauan, hingga anak-anak hasil penertiban razia Satpol PP di jalanan di Kota Pahlawan.
“Bagi anak jalanan yang terkena razia Satpol PP selanjutnya didata, jika masih mempunyai keluarga akan dipulangkan. Sementara yang tidak mempunyai keluarga, kami bina di Kampung Anak Negeri,” kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kampung Anak Negeri, Dinas Sosial (Dinsos) Surabaya, Erni Lutfia, Rabu (9/2).
Erni mengatakan, saat ini Kampung Anak Negeri yang berada di Jalan Wonorejo Timur No. 130 Rungkut ini ditinggali sebanyak 35 anak. Mereka berusia rata-rata mulai dari 7 hingga 18 tahun. Sistem pembinaan yang diterapkan pun ada dua jenis. Yakni pendidikan formal dan non formal. “Untuk pendidikan formal, mereka bersekolah. Kalau SD di SDN Kedung Baruk, SMPN 23 dan SMKN 10 Surabaya,” tuturnya.
Sementara itu, bagi anak yang mengalami putus sekolah atau di drop out, akan diikutkan kejar paket. Setiap hari, Kampung Anak Negeri tidak pernah sepi dari aktivitas. Sejak pagi, mereka sudah diajak untuk salat subuh berjamaah. Selanjutnya, bagi yang menempuh pendidikan formal, akan diantar ke sekolah. Sementara itu, bagi anak yang menempuh pendidikan kejar paket, siangnya diberi kegiatan wirausaha.
Erni mengaku, ada juga pembinaan untuk keagamaan yang berkaitan dengan baca tulis Al-Qur’an setiap malam sehabis shalat maghrib. “Untuk malam harinya, usai shalat isya mereka kemudian belajar keterampilan minat dan bakat. Ada yang berlatih seni melukis, musik, olahraga tinju, balap sepeda, dan silat,” katanya.
Tak pelak, banyak dari mereka yang telah berhasil menorehkan berbagai prestasi, baik tingkat regional maupun nasional. Seperti Ari Mukti (14), pernah meraih juara satu pertandingan tinju kelas 38 kilogram, Kejurda Tinju Amatir Yunior Youth Se Jawa Timur tahun 2017. Dari cabang silat, Muhammad Hasyim (14), pernah meraih juara satu tapak suci usia dini, se-Kota Surabaya. Di cabang balap sepeda, Marfel Maulana (7), meraih juara tiga, Kejuaraan Balap Sepeda MTB Piala Koni Kota Surabaya. Dan Luhur Aditya Prasoja (16), juga pernah meraih juara dua, Kejuaraan Balap Sepeda Usia Dini Seri ke 3, Trophy Ketua ISSI Jawa Tengah.
Bahkan, kata Erni, di tempat ini mereka juga diajak belajar berwirausaha. Seperti cuci motor, pembuatan ayam geprek, servis handphone, dan minuman tradisional kunir asam. Beberapa produk mereka kemudian dipasarkan ke hotel dan kantoran. Pihaknya berharap, agar ke depannya anak-anak itu bisa hidup secara mandiri. “Jadi ada pembinanya juga yang membimbing mereka, dan mereka juga dapat tambahan uang saku dari hasil wirausaha tersebut,” ungkapnya.
Berbagai cerita suka dan duka pun tidak luput dari upaya membimbing anak-anak itu agar meraih masa depan yang cerah. Erni menuturkan, ketika awal mereka tinggal di Kampung Anak Negeri, biasanya akan sulit untuk mulai beradapatasi. Sehingga, beberapa kali anak sempat ingin kabur. Namun demikian, dengan kesabaran dan pendekatan secara psikologis, akhirnya anak-anak itu mau menurut tinggal di Kampung Anak Negeri.
“Kami juga punya tim khusus yang bertugas mencari anak-anak yang kabur. Mereka kami cari mesti ketemu. Kita kemudian lakukan pendekatan assesmen kepada mereka dengan didampingi psikolog,” imbuhnya.
Upaya yang dilakukan Pemkot Surabaya ini, semata-mata tidak lepas dari keseriusan pemerintah untuk memperhatikan masa depan anak bangsa. Menurut Erni, anak-anak yang biasa dipandang sebelah mata oleh masyarakat ini, jika diperhatikan dan dibimbing dengan benar, ternyata juga mampu untuk berprestasi. “Kita juga dibantu TNI, mereka dilatih belajar disiplin. Yang pasti kita harus terus telaten dan sabar untuk membimbing mereka,” pungkasnya. [Zainal Ibad]

Tags: