Kampung Benteng Andalan Kota Probolinggo

Wali Kota Rukmini cangkan BBGRM Ke-XV.(Wap)

Pemkot Probolinggo, Bhirawa
Pencanangan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) serta Hari Kesatuan Gerak PKK Ke-46 yang digelar di lapangan Wonoasih, menjadi puncak digelarnya BBGRM Ke-XV tahun ini. Berbeda dengan tahun lalu, Pencanangan BBGRM tahun ini mengalami kemunduran jadwal mengingat Kota Probolinggo menjadi salah satu daerah yang menggelar pilkada serentak. Hal ini sesuai dengan petunjuk Gubernur Jatim dan Wali Kota Probolinggo untuk mengundur jadwal pelaksanaan Pencanangan BBGRM Ke-XV.
Meskipun pencanangan BBGRM baru saja digelar, kegiatan lomba pelaksana gotong royong tetap berlangsung pada bulan Mei lalu. Dari hasil perlombaan tersebut LPM Kelurahan Mayangan berhasil meraih Juara I pelaksana gotong royong terbaik tingkat Kota Probolinggo. Program pelatihan bahasa Inggris yang diterapkan di Kampung Benteng menjadi program yang diunggulkan dalam BBGRM tahun ini, kata walikota Rukmini, Jum’at 14/9.
Keunggulan LPM Mayangan ini adalah partisipasi masyarakat dalam membangun Kampung Benteng. Mereka memberdayakan Kampung Benteng yang semula kumuh menjadi bersih. Selain itu, kampung benteng kini juga menjadi pusat belajar bahasa Inggris.
Atas prestasi tersebut, LPM Kelurahan Mayangan berhak mewakili Kota Probolinggo mengikuti ajang serupa di tingkat provinsi. Di Jawa Timur, LPM Kelurahan Mayangan berhasil menorehkan prestasi sebagai pelaksana gotong royong terbaik kedua se-Jawa Timur, ujarnya.
“Pemberdayaan kepada masyarakat Kampung Benteng termasuk anak-anak dan ibu-ibu agar mereka bisa berbahasa Inggris. Ini sebagai antisipasi ketika wisatawan asing terutama yang dari kapal pesiar berkunjung ke Kampung Benteng,” paparnya.
Lebih lanjut Rukmini mengatakan, kampong benteng merupakan bekas benteng pertahanan, kini disulap menjadi destinasi wisata baru. Kawasan RT 05/RW 2 itu, juga ditetapkan sebagai kampung Inggris. Namanya, Kampung Inggris Wisata Benteng. Dua kali dalam sepekan, bapak-bapak dan ibu-ibu di kampung ini, secara rutin mengikuti kursus bahasa Inggris. Begitu juga dengan anak-anak. Namun dengan waktu yang berbeda. Yang jadi tutornya, istri camat dan pelajar SMA.
Kawasan yang dulu terlihat ‘angker’ dengan deretan pohon besar, kini dipenuhi bunga. Di depan rumah berarsitektur kuno yang dihuni warga, terlihat tanaman pangan. Ada terong, seledri, cabe, dan lainnya menggunakan media polybag. Pemandangan indah lainnya, pada tembok-tembok rumah warga kini ada gambar tiga dimensi. “Ini sebagai spot selfie bangi pengunjung yang datang,” kata Camat Mayangan, M. Abbas, mendampingi walikota Rukmini.
Ide menjadikan kawasan benteng menjadi destinasi wisata ini, merupakan inisiatif Kodim 0820 dan Pemkot Probolinggo. Kawasan ini, hanya berjarak tak lebih dari 500 meter dari Pelabuhan Tanjung Tembaga, Stasiun dan alun-alun kota. Sebelum dijadikan destinasi wisata, warga yang menempati kawasan ini dihantui dengan adanya ular. Ini tak lepas dari kondisi kawasan yang jauh dari predikat indah. Tapi sejak ditetapkan menjadi destinasi wisata akhir 2017 lalu, kondisinya jauh berubah.
Kini, warga setempat sudah bisa bertegur sapa dengan turis yang datang berkunjung. Mereka sudah bisa bilang how are you, good morning dan sapaan lainnya. Di antara mereka, bahkan sudah bisa bercerita, tandasnya.
Wali Kota Rukmini menyatakan bahwa BBGRM merupakan upaya untuk melestarikan warisan nenek moyang kita yang telah membentuk nilai-nilai kebersamaan, saling tolong menolong, dan saling membantu. Menurutnya, partisipasi masyarakat dalam BBGRM dapat dilihat dari kegiatan masyarakat yang sederhana seperti poskamling.
“Selain itu kita juga bisa lihat perkembangan Sumber Mata Air Sentong. Disana sudah ada gazebo yang didirikan masyarakat sekitar. Harapannya ke depan, sumber mata air ini bisa menjadi destinasi wisata. Partisipasi seperti ini lah yang bisa menjadi penilaian dalam BBGRM,” tambah Rukmini.(Wap)

Tags: