Kampung Jetis Jadi Sentra Batik Tulis, Omset hingga Rp3 Miliar

Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Ibu Wapres Mufidah Jusuf Kalla dan Ibu Fatma Saifullah Yusuf mendapat penjelasan dari Kadis Koperasi dan Usaha Mikro Fenny Apridawati.

Melihat Dari Dekat Sidoarjo Kota UKM

Kabupaten Sidoarjo, Bhirawa
Sidoarjo, telah menasbihkan diri sebagai kabupaten UKM di Indonesia. Tak berlebihan memang, sebab terdapat ratusan ribu UKM yang tumbuh dan berkembang menjadi penyangga kekuatan ekonomi Sidoarjo. Salah satunya batik yang sudah menjadi ciri khas Kota Delta, serta sudah diminati hingga mancanegara.
Batik Sidoarjo memang tidak sepopuler batik Solo atau Pekalongan. Namun, batik Sidoarjo ternyata sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Batik tulis tradisional Sidoarjo sudah dikenal dan terus dikembangkan hingga menjadi salah satu tujuan wisata belanja di Kabupaten Sidoarjo. Salah satunya adalah Kampung Jetis sebagai sentra perajin batik tulis Sidoarjo, dan telah dinobatkan sebagai kampung batik. Karena di kawasan tersebut banyak perajin batik yang menjadi ciri khas batik Sidoarjo.
Jumlah pengunjung sentra ini tak berkembang pesat layaknya sentra tas Tanggulangin di Kecamatan Tanggulangin. Namun terus berjalan pelan tapi pasti. Jadi kampung batik ini merupakan salah satu sentra UKM agenda wisata belanja Sidoarjo yang terus dipromosikan oleh Pemkab Sidoarjo. “Biasanya kalau berwisata ke Sidoarjo itu ke sentra tas dan kulit Tanggulangin. Tapisekarang pengunjung bisa berwisata belanja di Kampoeng Batik Jetis,” ujar salah satu UKM Batik Sidoarjo, Nurul Huda.
Menurutnya, kebanyakan pengunjung Kampung Jetis blusukan ke sentra perajin batik tulis yang berada di pedukuhan Jetis Kelurahan Lemah Putro Kecamatan Sidoarjo itu. Mereka mengunjungi satu persatu pusat batik rumahan yang dijual oleh perajin setempat.
Meski tempatnya banyak seperti rumah tinggal, namun koleksi batik tulis di Kampoeng Jetis tidaklah kalah dengan berbagai macam batik di Solo dan daerah lainnya. Sebab, seiring perkembangan, motif yang ditampilkan juga beragam. Seolah terus mengikuti perkembangan zaman, namun tetap tidak meninggalkan motif etnik.
Harga batik Sidoarjo juga bervariasi, mulai Rp100 ribu, sampai harga jutaan rupiah. Karena tingkat kerumitan dalam membatik, harga batik tulis Sidoarjo bisa dibilang memang mempunyai kelas tersendiri. Sehingga pengunjung tidak akan menyesal jika membeli batik dengan harga cukup mahal.
Nurul Huda mengatakan, semakin hari pengunjung yang datang ke sentra batik di Jetis ini semakin banyak. Mereka kebanyakan berasal rombongan instansi. “Kebanyakan dari instansi, seperti instansi pemerintahan perusahaan dan lainnya. Ada juga turis luar negeri yang mencari batik,” katanya.
Perbulan nilai transaksi yang dilakukan 50 pengrajin kampung Jetis mencapai miliaran rupiah. Tentu saja perekonomian UKM batik semakin membaik. Ia juga berkeyakinan kalau kondisi batik di Sidoarjo ini sudah membaik. Terbukti dari hasil penjualannya selama setahun bisa mencapai omset Rp2 miliar hingga Rp3 miliar. Ini kondisi pengrajin seperti saya, belum termasuk teman-teman anggota paguyuban yang lain. “Tentu saja mereka juga lebih bagus omset, karena batik mereka juga bagus-bagus,” pungkas Pak Huda sambil memilah-milah hasil karyanya.
Sementara itu, Popi Rahmawati, wisatawan lokal asal Jawa Barat mengaku jika berkunjung ke Sidoarjo mesti menyempatkan untuk berburu batik di Kampoeng Batik. Dia merasa puas, jika bisa memilih batik dari rumah ke rumah dan tahu proses pembuatannya.
Menurut Popi, batik Sidoarjo cukup bagus dan pas jika dipakai acara resmi dan untuk oleh-oleh serta cinderamata. Ciri khas batik tulis beda dengan batik kebanyakan dari Solo dan daerah lainnya. Batik tulis Sidoarjo, menjadi salah satu koleksinya diantara banyak batik yang dibelinya baik dari Solo, Pekalongan, maupun batik dari luar Jawa.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Fenny Apridawati mengatakan untuk mempromosikan UKM, biasanya digelar festival batik di Pendopo Pemka Sidoarjo. Selain itu juga diikutkan dalam beberapa pameran di luar kota maupun luar negeri. “Batik-batik yang merupakan asli Sidoarjo adalah batik tulis jenis rawan kebinceng motif buket merak, asli Jetis Sidoarjo yang usianya lebih dari 100 tahun,” jelasnya.
Bahkah, Ibu Negara Iriana Joko Widodo bersama Ibu Hj Mufidah Jusuf Kalla serta sejumlah istri menteri yang tergabung dalam OASE (Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja) bersama istri Wakil Gubernur Jawa Timur Hj Fatma Saifullah Yusuf yang disambut istri Bupati Hj Animatus Saiful Ilah dan Wakil Bupati Sidoarjo Hj Ida Nur Ahmad Syaifuddin saat melihat batik Sidoarjo juga mengaku kagum dan senang. [Achmad Suprayogi]

Tags: