Kampung Lawas Maspati yang Mulai Menginternasional

Salah satu bangunan heritage di Kampung Lawas Maspati Surabaya.

Salah satu bangunan heritage di Kampung Lawas Maspati Surabaya.

Sarat Sejarah, Banyak Bangunan Heritage Tinggalan Belanda
Kota Surabaya, Bhirawa
Tidak hanya Kota Surabaya saja yang mulai terkenal di dunia internasional. Namun ada beberapa kampung yang juga terangkat namanya ke dunia internasional berkat program Pemkot Surabaya dengan field tripnya ke kampung-kampung.
Salah satu kampung yang kerap menjadi destinasi field trip adalah RW VIII Kampung Lawas Maspatih di Kelurahan Bubutan, Kecamatan Bubutan. Menurut Ketua RW VIII Kampung Lawas Maspatih Sabar Suwastono menjelaskan kampung Lawas Maspatih memang spesial.
Selain padat penduduknya (dihuni 350 keluarga) dan juga berada di pusat kota, juga sarat nilai sejarah dan berprestasi dalam lomba kebersihan yang digelar oleh Pemkot Surabaya.
Enam Rukun Tetangga (RT) yang ada di RW VIII Kampung Lawas Maspatih, semuanya mencatat prestasi dalam lomba kebersihan Green anda Clean.
“Menariknya, masyakat di sana mandiri secara lingkungan dan juga mengembangkan ekonomi produktif. Sekarang, Kampung Maspatih telah menjadi objek wisata kampung lawas. Ini harus kita lestarikan,” jelas pria kelahiran Surabaya ini kemarin.
Sabar Suwastono mengungkapkan, selama ini, warga di RW nya sudah membuka paket wisata green and heritage. Paket wisata itulah yang pernah ditawarkan ke peserta Prepcom III yang datang berkunjung kesana belum lama ini. Juga terhadap tamu-tamu Pemkot Surabaya yang lain.
Dia menjelaskan tamu yang datang ke kampung itu akan disambut dengan welcome drink yang merupakan minuman yang berasal hasil olahan warga. Selama ini, masing-masing RT di RW VIII Kelurahan Maspatih telah mengembangkan budidaya cincau, lidah buaya, jahe, belimbing dan markisa.
Para tamu biasanya diajak masuk ke area II di RT III. “Di sana, kita bicara tentang tema green. Kita sampaikan prestasi-prestasi di RW VIII disertai foto-foto dan piagam penghargaan,” ujar Sabar.
Sabar menjelaskan, para tamu kemudian dibawa ke area III yang merupakan rumah produksi. Di tempat itu, para tamu akan ditunjukkan bagaimana warga mengolah tanaman mereka menjadi minuman.
Menariknya, para tamu kemudian dipersilahkan untuk mencoba sendiri membuat minuman. Selanjutnya, para tamu dibawa ke area histori. Beberapa bangunan heritage yang ada di Kampung Maspatih,  di antaranya Sekolah Ongko Loro yang merupakan bekas Sekolah Rakyat yang ada sejak zaman Belanda.
Bangunan kedua adalah bangunan bekas pabrik roti milik Haji Iskak yang juga pernah menjadi dapur umum kala pertempuran bersejarah, 10 November 1945. Bangunan tersebut ada sejak  1958.
“Bangunan itu masih asli dan belum dipugar. Dan ada juga edukasi permainan seperti teklek dan dakon. Para tamu kami persilakan bermain, biasanya kita adu dengan warga,” sambung pria asli Maspatih ini. [Andre Endrayana Sasmita]

Tags: