Kampung Organik Brenjonk, Setahun Dikunjungi 3 Ribu Orang

Bupati MKP (tengah) memberikan arahan di hadapan Warga Kampung Organik Brenjonk, Trawas, Rabu (18/5) kemarin. [kariyadi/bhirawa]

Bupati MKP (tengah) memberikan arahan di hadapan Warga Kampung Organik Brenjonk, Trawas, Rabu (18/5) kemarin. [kariyadi/bhirawa]

Kab Mojokerto, Bhirawa
Upaya menggenjot  sektor pariwisata digalakkan Bupati Mojokerto, Mustofa Kamal Pasa. Diantaranya membangun proyek pengembangan tiga daerah utama destinasi wisata yaitu Trowulan, Pacet, dan Trawas. Salah satu andalannya Kampung Organik Brenjonk, Desa Penanggungan, Trawas.
Di kampung ini, asupan pupuk kimia dan penggunaan pestisida pada tanaman pangan dikurangi. Selain itu, setiap penduduk membangun RSO (Rumah Sayur Organik) sekitar 5 kali 10 persegi di lahan kosong Lereng Gunung Penanggungan dan Gunung Welirang yang mengelilingi Kec Trawas dan Pacet ini.
Di Desa  Brenjonk terdapat 117 petani dan ibu rumah tangga mengolah RSO. Dari sini, tambahan penghasilan dapat diraih hingga lebih dari Rp500 ribu per bulan.
”Rata-rata kunjungan wisatawan mencapai 3 ribu orang per tahun. Kami memasarkan 40 jenis produk organik di beberapa supermarket lokal di Surabaya dan Malang,” papar Slamet, inisiator Kampung Brenjonk dalam forum yang dihadiri Bupati MKP, Rabu (18/5) kemarin
Sementara itu Kepala Desa Penanggungan, Suma’iyah, ikut menambahkan,  keunggulan Kampung Brenjonk yang berpotensi tinggi sebagai ekowisata, namun Suma’iyah mengakui masih banyak beberapa kekurangan yang terdapat di dalam ekowisata Kampung Brenjonk.
Senada dengan paparan Slamet, Suma’iyah secara detail menambahkan jika animo kunjungan yang tinggi ke Kampung Brenjonk tidak cukup tercover dengan sempurna.
”Kunjungan ke Kampung Brenjonk mencapai 3 ribu orang, namun dalam beberapa kali kesempatan kita tidak dapat mengcover. Hal ini karena keterbatasan akses infrastruktur jalan, kendaraan besar seperti bus tidak bisa masuk sini karena lebar jalan tidak memadai,” keluh Suma’iyah.
Perempuan berhijab ini sangat optimis jika Desa Penanggungan punya prospek kuat sebagai jujukan wisata. ”Ada 50 unit rumah yang berpotensi untuk dijadikan homestay. Adik-adik mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi, sering melakukan studi banding dan kerja lapangan di sini. Kita ingin support dari Pemkab Mojokerto, agar wisata di Trawas khususnya Kampung Organik Brenjonk di desa kami,” tambah Suma’iyah.
Bupati MKP memberikan apresiasi positif atas kejeniusan Kampung Organik Brenjonk Trawas itu. MKP mengaku kagum kepada Desa Penanggungan yang berhasil menggagas Kampung Organik Brenjonk. Setiap produk telah terjamin sertifikasi organik dari PAMOR (Penjaminan Mutu Organik) Indonesia, yaitu skema sertifikasi Sistem Penjaminan Partisipatif (Participatory Guarantee System-PGS) yang di dalamnya memuat tentang Standar Pangan Organik yang dikembangkan IFOAM.
”Saya banyak mendengar prestasi Kampung Organik Brenjonk Trawas, kami juga akan fokuskan di dua daerah lain yakni Pacet dan Trowulan. Melalui APBD, pembangunan infrastruktur jalan pendukung bisa kita lebarkan 5 hingga 6 meter untuk mendukung problem tidak tercovernya lonjakan pengunjung yang mencapai 3 ribu wisatawan per tahun ini,” janji MKP.
Kampung Organik Brenjonk yang telah mendapat apresiasi program Community Base Initiative (CBI) Ashoka pada tahun 2007 ini, juga menawarkan paket-paket wisata bervariasi antara lain wisata Susur Kampung Organik, Andai Aku Jadi Petani, Kuliner Organik, Wisata Herbal Organik, Wisata Rumah Sayur Organik, Pengolahan Pupuk Organik, Wisata Buah Lokal, Wisata Budaya, dan wisata Energi Terbarukan. [kar]

Tags: