Kampus Diminta Pro Aktif Sikapi Perubahan

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), Ahmad Basarah

Surabaya, Bhirawa
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), Ahmad Basarah meminta Perguruan Tinggi lebih proaktif dan aktif dalam menyikapi perubahan sosial, baik tekanan dari tingkat regional, nasional maupun international.
Dikatakan Basarah, arus globalisasi tidak hanya membawa kemajuan bagi suatu bangsa, namun juga membawa berbagai kepentingan kapitalisme, politik dan ideologi yang bisa saja memporak-porandakan sistem pemerintahan.
“Yang bisa menangkal dampak buruk kepentingan ini adalah Perguruan Tinggi,” sambung Wakil Sekretaris Jendral Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini saat ditemui usai mengisi seminar Nasional di Universitas 17 Agustus 1945 (Untag), Rabu (1/8) kemarin.
Oleh karenanya, lanjut dia, baik Perguruan Tinggi Negeri maupun swasta harus mampu membawa bekal yang kokoh terkait nilai-nilai ideology bangsa. Di samping nilai-nilai agama dan kearifan lokal yang terpupuk lebih dulu.
“Ini adalah upaya bagi kaum nasionalis yang bergerak di bidang pendidikan untuk merevitalisasi peran Perguruan Tinggi dalam menyongsong perubahan zaman,” papar dia. Hal itu, terang dia, bisa dilakukan dengan menyiapkan para mahasiswa yang mempunyai kapabilitas dan kapasitas intelektual yang memegang teguh roh ideologinya.
Sementara itu, Rektor Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, Mulyanto Nugroho mengatakan Perguruan Tinggi harus menjadi leader dalam ke-Bhinekaan, keberagaman dan sikap giotong royong. Ini karena, ia menilai jika generasi X saat ini terlena dengan kemajuan teknologi dan perkembangan zaman hingga melupakan sisi Nasionalis dan ke-Bhinekaan.
“Mereka lebih tertarik bermain gadget seharian dari pada bersosialisasi dengan tetangga atau teman. Ini yang mengikis sikap gotong-royong, dan keberagaman. Dampaknya, sikap individualis semakin kuat dan bisa menghancurkan diri mereka juga persatuan bangsa,” Ujar Rektor Untag, Mulyanto.
Sementara itu, dalam acara yang sama yaitu Universitas 17 Agustus mengajak lima Universitas 17 Agustus 1945 se Indonesia untuk melakukan penandatangan kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dalam memajukan Indonesia. lima Universitas tersebut adalah Universitas 17 Agustus Banyuwangi, Universitas 17 Agustus Samarinda, Universitas 17 Agustus Cirebon, Universitas 17 Agustus Semarang, Universitas 17 Agustus Jakarta.
“Dari hasil penandatangan MoU ini, kami membentuk konsorsium atau kolaborasi enam Universitas 17 Agustus dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam mewujudkan ketahanan bangsa. ini merupakan gagasan pertama Untag dalam Menjaga NKRI,” jelas Ketua Kepala Bagian Kerjasama Universitas 17 Agustus Surabaya, Wiwin Widiasih. [ina]

Tags: