Surabaya, Bhirawa
Polemik yang terjadi atas keterkaitan aset yang melanda Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya (PDTS KBS) hingga berlarut-larut berakibat pada tertundanya perbaikan kandang sesuai dengan masterplan yang telah direncanakan.
Direktur Operasional PDTS KBS, Aschta Nita Boestani Tajudin menegaskan bahwa selama ini pihaknya belum bisa memperbaiki sejumlah kandang satwa yang sudah membutuhkan perhatian.
Aschta membeberkan bahwa sejumlah kandang satwa seperti dinding pembatas di kandang Buaya Muara harusnya segera diperbaiki tapi sampai saat ini belum bisa dilakukan lantaran terkait sengketa aset. Selain itu sejumlah kandang satwa lainnya seperti kandang burung, kandang beruang, kandang kijang, dan saluran air harus mendapat perhatian khusus.
” Karena secara prinsip kita belum mendapatkan kewenangan untuk mengelola dan memperbaiki kandang sesuai masterplan yang kami buat, maka itu belum bisa kami lakukan. Sementara ini kami hanya melakukan review jika terjadi keadaan darurat yang menyangkut kesehjateraan satwa dan keamanan pengunjung,” jelasnya ketika dikonfirmasi Bhirawa, Kamis (29/1).
Perempuan yang sudah berkawan lama dengan orang utan ini menilai perbaikan kandang harusnya segera dilakukan. Namun, sementara ini pihaknya hanya bisa melakukan perbaikan yang bersifat darurat. Bahkan salah satu yang menjadi perhatian dan segera dilaksanakan kata Aschta adalah pemangkasan pohon lapuk di kawasan KBS.
” Pohon tumbang itu bahkan sudah dua kali terjadi menimpa. Pertama terjadi saat intensitas hujan sedang tinggi, sehingga pohon yang lapuk roboh menimpa kandang Walabi. Kejadian kedua juga menimpa klinik dan kandang beruang. Secara darurat untuk kesehjateraan dan keselamatan satwa kita sudah amankan, tapi kan ini perlu segera mendapat perhatian,” jelasnya. (geh)
Keterangan Foto :Butuh-perhatian-khusus-beberapa-kandang-di-KBS-masih-ada-yang-tak-layak-bagi-satwa-Kamis-291. [geh/bhirawa]
