BPN Tulungagung Koreksi Target PTSL Akibat Virus Covid-19

Kantor BPN Tulungagung tetap membuka layanan, namun terbatas. Saat ini sehari hanya dapat melayani 10 orang pemohon.

Tulungagung, Bhirawa
Badan Pertanahan Nasional (BPN) Tulungagung mengoreksi target Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) pada tahun ini. Dari yang sebelumnya dapat selesai pada bulan September mundur menjadi buklan Desember.
“Mundurnya target ini karena status darurat Covid-19. Kami harus mengoreksi target PTSL sampai akhir tahun anggaran,” ujar Kepala BPN Tulungagung, Eko Jauhari, Minggu (29/3).
Ia sebelumnya optimis BPN Tulungagung dapat menyelesaikan target 36 ribu bidang tanah tersertifikasi lewat PTSL pada bulan September 2020. “Tapi mau bagaimana lagi saat ini ada pembatasan kerumunan orang,” sambungnya.
Catatan BPN Tulungagung sampai saat ini dari target 36 ribu bidang tanah, yang sudah tersertifikasi baru 155 bidang tanah dan yang pemberkasan sebanyak 8 ribu. Sementara yang sudah dilakukan pengukuran sejumlah 20 ribu bidang tanah dari target 40 ribu bidang tanah.
“Kalau setiap pagi biasanya saya marah, kenapa desanya cuma satu atau dua (yang mengurus PTSL), sekarang tidak (marah) lagi. Kami tahu saat ini ada pembatasan kerumunan,” paparnya.
Eko Jauhari menandaskan kendati ada aturan pembatasan kerumuman, BPN Tulungagung tidak menghentikan PTSL. Ia tetap meminta pokja PTSL di setiap desa tetap melakukan tugasnya sesuai kemampuan dan mengikuti anjuran pemerintah dalam status darurat Covid -19.
Bahkan di Kantor BPN Tulungagung sudah pula dilakukan pembatasan pelayanan. Dimana setiap hari kerja hanya melayani 10 orang pemohon.
“Untuk kursi di ruang pelayanan sudah diatur hanya maksimal untuk lima orang dengan jarak dua meter. Pemohon juga tidak berdiri di depan petugas pelayanan ketika dipanggil, mereka duduk lagi. Setelah berkas diperiksa, maka akan dibuatkan surat perintah setor dan pemohon tinggal membayar secara elektronik,” paparnya lagi.
Eko Jauhari juga mengungkapkan bagi setiap pengunjung di Kantor BPN Tulungagung diwajibkan untuk mencuci tangan menggunakan sabun atau menggunakan hand sanitizer yang telah disediakan di depan kantor.
Sedang bagi petugas pelayanan, ia memastikan mereka sudah difasilitasi alat pelindung diri (APD). Yakni berupa masker dan sarung tangan.
“Sesuai dengan edaran dari Sekjen (Kementerian ATR/BPN). Kami pun melakukan pembatasan pegawai BPN dengan dua shift pelayanan. Sedang kepala Kantor diusahakan kerja dari rumah,” bebernya. (wed)

Tags: