Kapal Angkut 4.840 Liter Solar Terbakar di Gili Ketapang

Kapal Motor angkut solar terbakar di perairan Gili Ketapang.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Probolinggo, Bhirawa
Sebuah kapal motor (KM) bermuatan 4.840 liter solar terbakar di Pulau Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, Kamis (29/10).

Tak ada korban jiwa dalam kejadian sekitar pukul 10.00 itu. Namun, korban mengalami kerugian materi cukup besar, sekitar Rp 150 juta. Pihak kepolisian terus melakukan penyelidikan sebab akibat kebakaran tersebut.

Kapal motor itu diketahui milik Ali, 45, warga Desa Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih. Diduga kebakaran itu terjadi akibat ada saluran selang yang bocor. Sehingga, mesin pompa terbakar.

Kepala Desa Gili Ketapang Suparyono, Jum’at (30/10) mengatakan, kebakaran itu tidak sampai memakan korban jiwa. Hanya kerugian materil. Api berhasil dipadamkan sekitar 45 menit kemudian.

Agar api tidak menyambar sejumlah kapal di dermaga selatan Pulau Gili Ketapang, KM AWE ditarik sedikit ke tengah.

Saat itu, kapal ini mengakut ribuan liter solar yang terbagi dalam 22 drum. Dari puluhan drum itu, 13 di antaranya turut terbakar, sedangkan 9 drum sisanya bisa diselamatkan.

“Masing-masing drum berisi 220 liter solar. Solar itu akan didistribusikan untuk keperluan warga Gili,” ujarnya.
Kasat Polairud AKP Slamet Prayitno mengatakan, kapal barang itu bersandar di dermaga Pulau Gili dengan membawa 22 drum solar yang akan digunakan warga Desa Gili Ketapang.

Saat pemindahan solar menggunakan mesin pompa, diduga mengalami kebocoran selang. Bensin di mesin penyedot mengenai bagian pembuangan atau sejenis knalpon, sehingga langsung terbakar.

“Mesin pompa itu menggunakan BBM (bahan bakar minyak) bensin. Nah, ini yang masih belum diketahui yang bocor itu selang bensin mesin pompa atau selang solar. Yang jelas, percikan api berawal dari mesin pompa. Kemudian, merembet ke kapal, termasuk ke sejumlah drum berisi solar yang dibawa,” jelas Slamet.

Meski tidak ada korban jiwa, namun kerugian korban cukup besar, ditaksir Rp 150 juta. Kerugian itu terhitung dari kerusakan kapal dan 13 drum solar yang ikut terbakar. “Informasinya solar itu milik perorangan yang nantinya akan didistribusikan kepada warga Gili,” jelas Slamet.

Dugaan sementara, api disebabkan kebocoran yang terjadi pada mesin alkon. Kapal yang terbakar, merupakan KM Pancasona, milik Rohman, warga setempat. Semula kapal tersebut bersandar di Pelabuhan Perikanan Mayangan, Kota Probolinggo.

Dari Pelabuhan itu, kapal bertolak ke Pulau Gili Ketapang. Dengan muatan solar HSD untuk kebutuhan kapal nelayan. Muatan itu, merupakan pesanan milik Saliya.

Sesampai di dermaga Gili Ketapang, kapal melakukan bongkar muat. Dari 22 drum solar yang ada, baru 9 unit drum yang berhasil dipindahkan, atau sekitar 1.800 liter solar saja. sisanya, sebanyak 13 drum atau 3.200 liter solar, masih di kapal.

“Tiba-tiba ada percikan api, yang diduga berasal dari mesin alkon yang mengalami kebocoran. Api dengan cepat merembet ke seluruh kapal,” kata Petugas Pemeriksa Kecelakaan Kapal, KSOP Tanjung Tembaga, Hendra Yulistianto.

Atas insiden itu, pemilik dan pemesan solar mengalami kerugian sampai puluhan juta rupiah. Diperkirakan, mencapai Rp 80 juta. Dengan rincian, Rp 60 juta untuk kapal, dan Rp 20 juta untuk muatan solar yang terbakar.

Api baru bisa padam setelah menghanguskan seluruh bagian kapal. Proses pemadaman dengan alat seadanya, membuat api sulit ditaklukkan. Selain itu, tidak adanya unit damkar juga membuat api terus membesar. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.

Berdasarkan hasil penyelidikan KSOP Tj. Tembaga Probolinggo, ada sejumlah fakta yang terungkap. Antara lain, KM Pancasona sebelumnya telah mengajukan permohonan ijin bunker ke UPT Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan, melalui pembeli atas nama Yayan, sebanyak 4.840 liter HSD.

“Kapal itu juga sudah mengajukan ijin berlayar, namun sayangnya, tidak dilengkapi dengan alat keselamatan pelayaran dan alat pemadam kebakaran,” imbuh Hendra.

Selain itu, KM. Pancasona GT. 4 Surat Pas Kecil dan sertifikat kesempurnaan kapal sudah habis masa berlakunya. Serta dokumen asli menurut informasi ikut terbakar.

Terkait peristiwa kebakaran kapal nelayan Pulau Gili Ketapang tersebut, pihak KSOP Tj. Tembaga Probolinggo pun mengimbau masyarakat untuk tetap berhati-hati dan waspada.

“Agar kejadian serupa tidak terjadi lagi. Pentingnya alat pemadam api ringan, untuk mengantisipasi jika ada kebakaran kecil. Sehingga tidak sampai membesar dan fatal,” tambah Hendra.(Wap)

Tags: