Kapal Pesiar Mini Beradu Kerangkasan dan Kecepatan di Nasdarc

Salah seorang wasit memegangi kapal sebelum peserta memulai adu ketangkasan dan kecepatan kapal. [tam/bhirawa]

Salah seorang wasit memegangi kapal sebelum peserta memulai adu ketangkasan dan kecepatan kapal. [tam/bhirawa]

(45 Kapal Kontrol Berlaga di Kolam IT)
Surabaya, Bhirawa
Kemampuan para mahasiswa teknik perkapalan benar-benar harus dibuktikan di National Ship Design and Race Competition (Nasdarc). Mulai dari cara mendesain kapal, hingga mengemudikan kapal kontrol buatannya. Yang tercepat, dialah yang terbaik.
Sedikitnya ada 45 kapal pesiar mini yang ikut dalam kontes yang digelar sebagai rangkaian Semarak Mahasiswa Perkapalan (Sampan) 8 ITS itu. Salah seorang peserta, Budi Eka, asal Institut Teknologi Nusantara (ITN) Malang mengatakan, perlombaan ini merupakan cara yang tepat untuk mengasah kemampuan di dunia perkapalan. Tidak hanya keahlian, kesiapan mental dan latihan selama ini benar-benar harus dibuktikan dihadapan dewan juri.
“Beberapa bulan sebelum acara dihelat kami sudah memulai latihan. Evaluasi setiap latihan sangat penting sebelum mengikuti lomba ini,” ujar anggota Uber Alles Roboboat Team tersebut di sela-sela aktifitasnya mengikuti kompetisi di kolam Graha Sepuluh Nopember ITS Surabaya, Sabtu (22/3).
Selama dua hari ini, Budi diuji ketangkasan dan keahliannya dalam membuat prototype kapal kontrol mini. Mengusung tema Luxury Boat dengan konsep kapal pesiar mini, menjadikan kapal buatannya layaknya kapal pesiar sungguhan. “Yang terbaik adalah yang paling mirip kapal sesungguhnya,” kata dia.
Ketua Panitia Nasdarc Mikael Anggoro menuturkan, para peserta Nasdarc memang sengaja diminta untuk membuat luxury boat.Ini agar dalam terjadi persamaan frekuensi antar peserta. Ia melanjutkan, Nasdarc yang sebelumnya tidak mengusung tema membuat peserta tidak mempunyai batasan dalam membuat kapal. Penggunaan tema pun diusung untuk menghindari bentuk kapal yang tidak sesuai dengan kapal sungguhan.
Ada dua kategori peniliaian dalam perhelatan ini, yaitu desain kapal dan perlombaan. Nilai estetika dan proporsional kapal yang menyesuaikan dengan kapal sungguhan menjadi poin dalam kategori desain kapal. Sedangkan, untuk kategori perlombaan, ketangkasan driver (pengemudi kapal kontrol) berpacu dengan waktu melewati rintangan menjadi poin akumulasi dalam kategori ini.
Bedanya, untuk perlombaan menggunakan sistem poin berbasis waktu. Di mana para peserta mendapatkan poin setiap melewati rintangan dengan sempurna. Terdapat tiga rintangan yang harus dilalui peserta yaitu manuver, zigzag dan ketepatan posisi. Sistem penalti tidak mendapatkan poin pun diberlakukan terhadap kapal yang menyentuh rintangan. “Peserta yang berhasil melewati seluruh rintangan akan mendapatkan nilai maksimal 300,” ujar mahasiswa Teknik Perkapalan 2012 ini.
Ia pun menambahkan, untuk perlombaan akan dilakukan dalam dua sesi,  di mana peserta bisa melakukan perlombaan ulang untuk memaksimalkan kesempatan yang diberikan. “Yang diambil penilaian pun sesi perlombaan yang mendapatkan poin terbesar,” ungkap mahasiswa asal Surabaya ini. [tam]

Tags: