Air Waduk Tinggi, Petani Lamongan Nekad Tanam Padi

waduk dan rawa di LamonganLamongan, Bhirawa
Masih tingginya kapasitas terisi waduk dan rawa di Lamongan tahun ini memantik petani untuk menanam padi hingga tiga kali. Padahal Dinas PU Pengairan telah menghimbau petani melalui Dinas Pertanian dan Kehutanan agar mereka menyesuaikan pola tanam dengan Rencana Tata Tanam Global (RTTG) yang telah disepakati.
Kepala Dinas PU Pengairan Supandi seperti dikonfirmasi melalui Kabag Humas dan Infokom Sugeng Widodo tidak menampik kapasitas terisi seluruh waduk dan rawa sebenarnya masih cukup tinggi. Sampai dengan 10 Juni lalu, dari total kapasitas 110.608.905 meter kubik di 44 waduk dan rawa dibawah pengelolaan PU, saat ini masih terisi air hingga 75.195.100 meter kubik atau sebesar 67,98 persen.
Masih besarnya kapasitas terisi tersebut terutama disebabkan tingginya curah hujan di Lamongan pada periode Nopember 2014 hingga Mei 2015 yang mencapai 95 persen. Dengan kondisi petani yang banyak menanam padi di musim tanam ketiga (MT3), tandon air itu menurut perkiraan Dinas PU Pengairan tidak akan bisa mencukupi kebutuhan. Terlebih musim kemarau tahun ini diperkirakan masih akan berlangsung hingga Desember, bahkan Januari 2016.
Lebih dari itu, pola tanam yang tidak sesuai dengan RTTG ini bisa mengganggu musim tanam tahun depan. Padahal jika petani mau konsisten menanam palawija di MT3, masih akan tersedia cadangan air sekitar 25 persen untuk menyongsong MT1 di musim penghujan mendatang.
“Selain itu, dengan terus menanam komiditas yang sama di MT3, siklus hidup hama dikhawatirkan tidak akan bisa terputus. Sehingga produksi pertanian di musim tanam mendatang bisa dimungkinkan terganggu hama, ” kata dia.
Di Kecamatan Sugio, Waduk Gondang yang memiliki kapasitas maksimal 23.712.500 meter kubik, saat ini masih terisi 72,97 persen atau sebesar 17.304.000 meter kubik. Bahkan di Waduk German saat ini masih terisi 1.171.875 meter kubik air, atau sebanya 94,70 persen dari kapasitasnya yang sebesar 1.237.500 meter kubik.
Namun ada juga beberapa waduk yang cadangan airnya sudah menipis. Seperti Waduk Prijetan di Kecamatan Kedungpring yang menyisakan 5.384.167 meter kubik air, atau sebesar 59,82 persen dari kapasitas maksimalnya yang sebesar 9 juta meter kubik.
Sedangkan Waduk Joto di Kecamatan Tikung dengan kapasitas maksimal bisa mencapai 1 juta meter kubik, kini hanya menyisakan 266.945 meter kubik atau 26,69 persen. Kemudian Waduk Legoh di Kecamatan Karanggeneng yang memiliki kapasitas 350.900 meter kubik, kini hanya menyisakan air 16.160 meter kubik atau 4,61 persen. Bahkan Waduk Kuripan yang berada di Kecamatan Babat, kini hanya menyisakan air 0,39 persen dari kapasitas maksimalnya yang sebesar 80 ribu meter kubik atau tersisa sekitar 8 meter kubik saja. [yit]

Tags: