
Kapolres Handono Subiakto bersama Dandim Yoki Malinton saat melakukan pengecekan ketersediaan migor di salah satu yoko distributor migor Tulungagung, Kamis (26/5).
Kapolres Tulungagung, AKBP Handono Subiakto, dan Dandim 0807 Tulungagung, Letkol Inf Yoki Malinton Kurniafari, blusukan ke sejumlah toko distributor minyak goreng (migor) di Kota Tulungagung, Kamis (26/5). Mereka memantau sekaligus mengecek ketersediaan migor tersebut bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tulungagung.
“Alhamdulilah dari dua distributor yang kami cek, untuk stok (migor) mencukupi dan tidak ada kendala,” ujar Kapolres Handono Subiuakto usai melakukan pengecekan ketersediaan migor.
Ia pun menyebut untuk harga juga tidak ada kendala. Semuanya sesuai HET (harga eceran tertinggi) yang ditentukan pemerintah.
“Harapannya yang saat ini sudah stabil dan sesuai harganya, nanti kita pertahan. Jadi situasi seperti ini kita pertahankan. Dan kalau pun kemudian ada kelangkaan dan harga ada kenaikan nanti dilakukan intervensi,” paparnya.
Kapolres Handono Subiakto mengakui jika kegiatan blusukan ke toko-toko distributor migor untuk menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo melalui Menko Marves, Luhut Binsar Panjaitan terkait pengecekan dan kelancaran migor. “Jadi arahan kemarin saat zoom meeting yang dilaksanakan kami bersama-sama Kodim dan Disperindag memastikan yang pertama terkait dengan stok. Stoknya aman apa tidak,” sambungnya.
Soal pengawasan distribusi migor, perwira menengah polisi ini membeberkan jika sudah dilakukan dengan menggunakan aplikasi Si Mirah (sistem informasi minyak curah). “Dengan aplikasi Si Mirah kelihatan yang ngambil dan distribusinya,” ucapnya.
Sedang soal penimbun migor, Kapolres Handono Subiakto menandaskan belum ada indikasi penimbunan migor di Tulungagung. Ia berjanji akan menindak tegas dan profesional jika hal itu terjadi di Tulungagung.
Menjawab pertanyaan, Kapolres Handono Subiakto mengungkapkan setelah hari raya Idul Fitri terjadi penurunan jumlah warga yang mengantri pembelian migor. “Harga di pasaran juga (stabil) di Rp 15.500 per kilogram,” tandasnya.
Hal yang sama dikatakan Buntoro, salah seorang distributor migor. Ia mengatakan sudah terjadi penurunan pembelian migor setelah lebaran Idul Fitri. “Sudah tidak ada antrian dan pasokan lancar. Kami menjual migor seharga Rp 12.600 per liter atau Rp 14.000 per kg. Kalau HET-nya 15.500 per kg,” bebernya. (wed.hel)